HARIANHALMAHERA.COM – Cristiano Ronaldo dan Maurizio Sarri bagian vital dari proyek Juventus di Liga Champions dua musim terakhir. Ronaldo sebagai pemain aktif pengoleksi Si Kuping Lebar, trofi juara Liga Champions, terbanyak dengan lima kali, Sarri sebagai allenatore Italia terakhir yang sukses memenangi ajang Eropa di Liga Europa musim lalu.
Nah, bayang-bayang kegagalan investasi EUR 106 juta (Rp 1,83 triliun) hanya untuk Ronaldo dan Sarri itu sudah mengintai pada second leg 16 Besar Liga Champions saat menjamu Olympique Lyon di Allianz Stadium, Turin, dini hari nanti (siaran langsung ChampionsTV 2 pukul 04.00 WIT).
La Vecchia Signora, julukan Juve, defisit satu gol setelah kalah 0-1 saat first leg di markas Lyon, Parc Olympique Lyonnais 27 Februari lalu. ’’Juve takkan menginginkan kegagalan,’’ tulis laman La Stampa. Sejak mencapai final 2017 Juve tak pernah gagal melangkah ke perempat final Liga Champions.
’’Kami bisa mengulangi keajaiban musim ini, dengan hat-trick CR7 lagi? Di dunia ini tak ada yang meragukan Cristiano kembali melakukannya. Seperti saat momen-momen menentukan dia (CR7) akan menjadi pembeda. Dia sudah siap mempertontonkan keajaiban yang lain,’’ klaim portiere Juve Wojciech Szczesny kepada Tuttosport.
Momen ajaib yang dimaksud Woja, sapaan akrab Szczesny, itu adalah saat CR7 mampu membawa Juve membalikkan ketertinggalan dua gol atas Atletico Madrid di fase 16 Besar. Pada saat itu, CR7 mencatat hat-trick dalam second leg di Turin yang membalikkan ketertinggalannya. ’’Aku pikir klub ini sudah siap untuk itu, kami tak jauh berbeda seperti sebelum kami melawan Atleti,’’ sambung Szczesny.
Patut ditunggu respons CR7. Apalagi, kemarin (6/8) surat kabar terbitan Milan, La Gazzetta dello Sport mengklaim mesin gol Juve tersebut berang setelah namanya sama sekali tak dicantumkan dalam barisan pemain terbaik Serie A musim ini. Plus, kegagalan bersaing dengan Ciro Immobile memperebutkan gelar Capocannoniere alias top scorer Serie A musim ini.
Faktor Les Gones, julukan Lyon, juga jadi pelecut semangat top scorer tujuh kali di Liga Champions itu. Momen dini hari nanti bisa mengingatkan CR7 dengan second leg 16 Besar Liga Champions sedekade silam. Kali terakhir CR7 gagal membawa klubnya melangkah dari 16 Besar.
Saat itu, dia masih berseragam Real Madrid. Ceritanya pun sama seperti musim ini. Saat first leg di Stade de Gerland (markas Lyon kala itu), El Real takluk 0-1. Lalu, ketika second leg, Real malah tertahan 1-1 di Santiago Bernabeu, Madrid, dan CR7 yang jadi satu-satunya pemain pencetak satu gol itu.
Setali tiga uang, Sarri pun memikul beban berat di punggungnya saat melangkah ke laga ke-22-nya di Liga Champions tersebut. Terutama dengan statusnya sebagai pelatih yang mampu memenangi Liga Europa. Ada fakta yang belum terbantahkan sejak edisi 2015 – 2016. Tidak ada satu pun pelatih pemenang Liga Europa yang bisa membawa klubnya lolos lebih dari 16 Besar di Liga Champions semusim setelah juara di Liga Europa.
Unai Emery dua kali, sekali di Sevilla 2015 – 2016 dan Paris Saint-Germain (PSG) 2016 – 2017. Lalu, Jose Mourinho pada 2017 – 2018, dan Diego Simeone musim lalu. Apakah itu bisa terulang kepada Mister 33, julukan Sarri? Apalagi ada rumor dia akan ditendang dari Continassa, kamp latihan Juve, jika gagal memenangi Liga Champions musim ini.
Meski begitu mantan tactician Juve Marcelo Lippi masih percaya dengan Sarri. ’’Kondisi Bianconeri menurutku kurang bagus saat ini. Tapi, membalikkan satu gol terlalu gampang bagi mereka (Juve),’’ klaim pelatih terakhir yang mempersembahkan Si Kuping Lebar bagi Juve pada 1995 – 1996 silam itu kepada QS Sport. (jpc/pur)