HARIANHALMAHERA.COM- Perfetto alias sempurna. Begitu orang-orang Italia menyebut penampilan timnasnya dalam fase grup Euro 2020. Gli Azzurri menjadi tim terbaik selama fase grup dengan mencatatkan rekor 100 persen kemenangan, mencetak 7 gol, dan nirbobol.
Performa itulah yang langsung menaikkan status Giorgio Chiellini dkk sebagai salah satu favorit juara. Sayangnya, kerja keras skuad asuhan Roberto Mancini itu tidak berbanding lurus dengan reward dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Laporan La Gazzetta dello Sport menyebut, FIGC hanya menganggarkan EUR 250 ribu (Rp 4,31 miliar) per pemain sebagai bonus juara Euro 2020.
Jumlahnya sama persis seperti ketika Italia tersingkir di perempat final Euro 2016.
Bonus juara untuk Italia itu pun paling kecil di antara timnas-timnas top di Euro 2020.
Paling besar adalah bonus juara Inggris yang mencapai EUR 540 ribu (Rp 9,31 miliar) per pemain.
Disusul Belgia EUR 435 ribu (Rp 7,5 miliar) per pemain, lalu Jerman dan Spanyol dengan masing-masing EUR 400 ribu (Rp 6,9 miliar) per pemain.
Sementara itu, Prancis, Portugal, dan Denmark punya anggaran bonus juara setiap pemain EUR 340 ribu (Rp 5,86 miliar).
”(Besaran bonus) itu pun sudah hasil negosiasi yang alot Chiellini dan (Leonardo) Bonucci (dua bek senior Italia, Red) dengan (Gabriele) Gravina (presiden FIGC, Red),’’ tulis La Gazzetta dello Sport.
Pandemi Covid-19 jadi alasan FIGC mengencangkan ikat pinggang.
Meski bonus juara kecil, FIGC memberi opsi bonus tambahan bagi Chiellini dkk berupa bonus EUR 80 ribu (Rp 1,38 miliar) jika mampu lolos ke perempat final. Melebihi Euro 2016.
Kepada Sky Sport Italia, wide attacker Gli Azzurri Lorenzo Insigne menyebut apa yang dilakukannya bersama rekan setimnya merupakan wujud nasionalisme.
Sejak awal, Insigne tidak pernah ingin tahu besaran bonus. ”Saya hanya berusaha memberikan diri saya 100 persen untuk membalas kepercayaan dari tim dan pelatih,” tutur il capitano SSC Napoli itu.(jpc/pur)
Respon (2)