Enam Klub Peringkat Bawah Meminta Premier League Berakhir
HARIANHALMAHERA.COM-Regulator Premier League sejatinya sudah menyiapkan kelanjutan kompetisi musim ini. Akhir bulan lalu (30/4), disusunlah rencana melanjutkan sisa 92 pertandingan yang diusung dengan nama: Project Restart.
Pertemuan 20 klub kontestan Premier League pada Jumat (8/5) bakal menentukan apakah kompetisi kasta teratas Inggris itu bergulir lagi atau malah berhenti seperti Ligue 1 (Prancis), Eredivisie (Belanda), dan Jupiler Pro League (Belgia). Dibutuhkan 70 persen suara atau minimal dukungan 14 klub supaya Project Restart berlanjut.
Berkaca dari hasil telekonferensi Jumat lalu (1/5) yang bocor ke media-media Inggris kemarin (4/5), klub Premier League memiliki pandangan berbeda soal sepak bola di masa pandemi Covid-19.
Sebagaimana diberitakan Mirror, pada pertemuan Jumat lalu yang dimulai pukul 10.30 waktu setempat, terdapat dua kubu yang berseberangan. Enam klub memilih kompetisi musim ini diakhiri, sedangkan 14 klub yang lain meminta dilanjutkan.
Enam klub yang menolak Project Restart adalah enam terbawah di klasemen Premier League saat ini. Yakni, Brighton & Hove Albion, West Ham, Watford, Bournemouth, Aston Villa, dan Norwich City. Manchester United yang setuju kabarnya masih bisa berubah pikiran. Hal itu terjadi setelah CEO United Ed Woodward sejatinya tidak mau kompetisi berlanjut terlalu cepat.
Tapi, keputusan yang paling krusial terhadap nasib Project Restart adalah sikap pemerintah Inggris yang diambil sehari sebelum telekonferensi (7/5) atau soal kunci sementara (kuntara) selama pandemi Covid-19. ”Jika kuntara berlanjut, berarti masa depan Premier League musim ini suram,” tulis Mirror.
Kepada The Sun, Vice Chairman West Ham Karren Brady tidak menampik ada beberapa aspek yang membuat Premier League musim ini perlu dipertimbangkan untuk tidak dilanjutkan.
Yang paling utama tentu saja mengenai kesehatan dan keamanan pemain, pelatih, dan staf supaya terhindar dari penularan virus SARS-CoV-2 seandainya menjalani pertandingan. ”Jika ingin melanjutkan kompetisi, semua aspek haruslah siap. Jika tidak, lebih baik mengikuti apa yang sudah dilakukan Belgia, Belanda, dan Prancis (yang memungkasi kompetisi musim ini, Red),” kata Brady.
Brady menambahkan, para pemain sejatinya mengaku tak nyaman untuk bertanding. Meski The Hammers sudah membuka lagi markas latihan mereka, Rush Green, sepekan lalu, bukan berarti para pemain secara psikologis senang.
Selain masalah kesehatan, wacana penyelenggaraan kompetisi lanjutan di tempat yang netral dan kontrak sebagian pemain yang habis 30 Juni mendatang turut menjadi atensi.
Chief Executive Brighton & Hove Albion Paul Barber menyatakan, sejak awal, klubnya menolak berkompetisi lagi karena bertentangan dengan menjaga kesehatan yang jadi fokus masyarakat seluruh dunia. Jika Inggris tetap menggelar pertandingan, kata dia, hal tersebut akan menjadi contoh buruk buat semuanya. ”Apalagi tentang wacana pertandingan yang akan dilangsungkan di lokasi netral dan bukan kandang tim yang seharusnya menggelar laga itu. Hal tersebut tentu mengurasi integritas kompetisi,” tegas Barber kepada Express.(jpc/pur)