HARIANHALMAHERA.COM– Sebagai orang yang dipercayakan warga memimpin sebuah Desa di Kecamatan Loloda, Frans Giop harusnya menjaga etika dan menjadi contoh yang baik bagi warganya.
Namun, Kepala Desa (Kades) Laba Besar Kecamatan Loloda ini rupanya tak mau kalah dengan meniru tingkah sebagian para pejabat daerah yang doyan memanfaatkan agenda tugas ke luar daerah dengan dugem di tempat hiburan malam.
Bedanya, Frans hanya sanggup dugem di THM yang ada di seputaran Jailolo. Belum lama ini, dengan alasan konsultasi urusan pemerintahan desa (Pemdes) di Kantor Bupati, Frans pun memanfaatkan kesempatan itu dengan berhura-hura di sebuah kafe di Jailolo.
Sialanya, agenda “konsultasi” tak resmi ini ternyata diketahui oleh salah satu warganya yang kebetulan ada di lokasi. Warga yang menolak menyebut namanya itu pun langsung memotret sang pejabat desa yang tengah menghabiskan malam di Kafe Mayomo itu dengan ponselnya.
Seketika, foto tersebut pun langsung viral hingga meresahkan warga dan BPD. Frans pun langsung diadukan warga ke Komisi I DPRD Halbar. Sekrertaris Komisi I Joko Ahadi menyesalkan sikap Frans. Dia mengatakan, sebagai pejabat desa, Frans harus menjaga etika dan moralitas.
“Saya bukan membela BPD lalu saya menjatuhkan kepala Desa tidak. Tapi faktor yang ada ini saja orang gila pun sudah bisa memvonis bahwa Kepala Desa ini memang rusak, karena dokumentasi (foto, Red) ini tidak main-main,” tegas Joko dalam hearing dengan warga dan BPD Desa Labar Besar kemarin (25/2).
Dia pun mengingatkan Frans kalau rekomendasi komisi I itu bukan main-main. Sebab, ada beberapa Kades yang dipecat karena soal moralitas. Meski disatu sisi, foto yang tengah viral itu oleh Kades dianggap telah melanggaar UU ITE, namun di lain sisi, fakta seorang kades berada Kafe juga menjadi boomerang.
Hal ini adalah kritikan masyarakat yang disampaikan sangat luar biasa bagi kami, apalagi kepemimpinan Kepala Desa baru setahun lebih. “Untuk itu Kepala Desa pulang nanti, duduk renungkan dan evaluasi diri bahwa anda itu pejabat apapun hantaman masyarakat dan apapun keinginan anda yang berlebihan harus dihentikan, kebiasaan-kebiasaan sebelum jadi pejabat itu harus dihilangkan,” pintanya.
Terpisah, Farens yang dikonfrmasi mengakui kalau dirinya sempat ke kafe. Namun,dia menyesalkan karena ada yang memviralkan fotonya waktu di Kafe Mayoma.
“Saya ke Mayoma itu benar tapi apakah itu harus diviralkan ke masyarakat dan saya sudah tanyakan itu kepihak-pihak yang terkait bahwa yang memviralkan itu melanggar sesuai pasal 27 UU ITE. Dan saya pastikan akan tindak lanjut laporan itu,” tegas Frans
Sekretaris Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Halbar Joram Uang juga ikut menyayangkan keberadaan Frans di Kafe Mayoma. Dia mengingatkan tindakan tersebut harus dihentikan karena bertentangan dengan etika seorang pemimpin desa.
“Saya juga jujur sedih sekali mendengar Bapak Kades ada di Mayoma ngapain disana ini juga secara etika tidak baik saya sebagai pengurus Apdesi secara tegas tolong dihentikan,” ujarnya.(tr4/pur)