HARIANHALMAHERA.COM– Sentra Industri Kelapa Terpadu (SIKT) yang dibgangun Pemkab Halbar yang digadang-gadang bakal menjadi sentra pengolahan kelapa terbesar di Malut, ternyata belum juga terwujud.
Buktinya, pabrik yang diresmikan sejak April kemarin itu hingga saat ini tak kunjung difungsikan.
Bahkan, fasilitas yang dibangun di Desa Acango Kecamatan Jailolo dengan total anggaran DAK sebesar Rp 12,538 miliar itu bahkan terkesan tidak terurus.
Amatan koran ini, SIKT yang didalamnya terdapat 11 bangunan itu disekelilungnya ditumbuhi semak belukar. Disamping bangunan yang diperuntukan bagi rumah produksi sabut kelapa misalnya, terlihat ratusan buah kelapa yang sudah bertunas.
Dikonfirmasi, Kadis Perindagkop dan UKM Martinus Djwa enggan memberikan penjelasan. “Saya sementara diluar daerah,” singkat Martnius saat dihubungi wartawan via ponsel.
Anggota Fraksi Partai Demokrat Ibnu Saud Kadim menuturkan pembangunan sentra
pengolahan industri kelapa ini terkesan dipaksakan. “Mestinya lokasinya juga bukan di Acango, karena dari segi pencemaran lingkungan yang mestinya menjadi perhatian,” tukasnya.
Dia menegaskan, pasca pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD), Dewan bakal
memanggil intansi teknis terkait untuk dimintai penjelasan guna mempertanyakan kendala
pengoprasian pabrik tersebut.(tr4/pur)