HARIANHALMAHERA.COM– Kepanikan terjadi di SMAN 1 Jailolo siang kemarin. Suasana ini pecah menyusul terjadi keracunan massal yang melibatkan belasan siswa. Informasi yang diperoleh, para pelajar yang dirawat di RSUD Jailolo ini, mengalami keracunan usai mengkonsumsi jajanan.
Mirisnya lagi, jajanan berupa pentolan itu dijual salah seorang guru di sekolah. Ini diakui
langsung sejumlah korban saat ditemui di ruang ICU RSUD Jailolo kemarin.
Salah satunya, Rio Ramdhani (16). Siswa kelas XI itu mengaku perutnya tiba-toiba merasa
mual dan langsung muntah usai makan Pentolan itu. “Pentolan yang dijual lokasinya di dalam sekolah dan dibeli oleh salah seorang teman saya,” tuturnya.
Senada juga diakui Y, korban lain yang juga dirawat di RSUD. Dia mengaku usai
mengkonsumsi pentolan tersebut, kepalanya langsung pusing dan gatal sekujur tubuhnya juga terasa gatal. “Yang beli pentolan itu bukan hanya saya saja, tapi ada teman-teman yang lain,”ujarnya.
Kepsek SMAN 1 Jailolo Yahya Nahading yang ditemui diruang kerjanya mengaku, saat
peristiwa terjadi dia tengah disibukan dengan pemeriksaan BPK. “Jadi saya juga belum
mengetahui pasti jajanan apa yang dikonsumsi siswa-siswi, sambil menunggu laporan dari
rumah sakit,”terangnya.
Sebelum dilarikan ke RSUD, para siswa ini sempat dilarikan ke ruangan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). “Kebutulan obat-obatan kita juga masih kurang, namun pertolongan juga
langsung kita berikan selanjutnya dibawa ke rumah sakit,”ujarnya.
Dari data yang didapat siswa yang mengalami keracunan berjumlah 17 orang yang duduk
dibangku kelas XI dan XII. Dia memastikan, kasus ini akan menjadi perhatian serius pihak
sekolah untuk mengevaluasi segala bentuk jajanan yang dijual baik didalam sekolah maupun diluar areal sekolah.
Terpisah, Dirut RSUD Jailolo dr Syafrullah Radjiloen mengungkapkan, berdasarkan hasil
pemeriksaan sementara, terdapat zat berbahaya yang diduga berasal dari makanan yang
dikonsumsi siswa.
Zat itulah yang membuat siswa mengalami gatal-gatal, panas, dan timbul bercak-bercak merah di tubuh.
“Kecurigaan kami kemungkinan makanan. Tetapi makanannya apa harus ada pemeriksaan
lebih lanjut dengan pengambilan sampel untuk diperiksa, dan itu ranahnya Dinas
Kesehatan,”jelasnya.
Mereka yang mengalami keracunan ini setelah mendapatkan perawatan medis langsung
diperbolehkan pulang. “Jadi saat peristiwa itu juga untungnya sudah ada pertolongan pertama oleh pihak sekolah sebelum dilarikan ke rumah sakit,”tambahnya.(tr4/pur)