HARIANHALMAHERA.COM–Kasus pembunuhan tiga warga Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tenah (Halteng) yang terjadi pada petengahan Maret 2021 lalu, hingga kini masih menjadi misteri.
Padahal, sudah kurang lebuh 10 bulan proses penyelidikan kasus tersebut berlangsung. Namun, identitas pelaku pun belum juga terungkap.
Pergantian Kapolres Halteng dari AKBP Nico Setiawan ke AKBP Moh. Zulfikar Iskandar pun belum bisa memberikan secercah harapan.
Zulfikar disela-sela pertemuan dengan awak media pun belum bisa bicara banyak terkait terkait kasus-kasus lama yang hingga kini belum diselesaikan pendahulunya, termasuk kasus tragedi berdarah di Kali Gowonley ini.
Dia beralasan masih akan mempelajari terlebih dahulu karena baru saja menjabat sebagai Kapolres. “Saya belum bisa beri tanggapan karena masih baru. Beri saya waktu untuk pelajari kasusnya dulu,” singkat Zulfikar.
Diketahui, dalam proses peyelidikan yang turut diback up Polda Maluku Utara (Malut), penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk saksi korban yang masih hidup.
Bahkan, pra rekontruksi ulang pun sudah digelar di Kali Beb, Desa Pantura Jaya yang dianggap mirip dengan lokasi kejadian. Namun, rangkaian proses penyelidikan itu belum mampu mengungkap pelakunya yang awalnya disebut-sebut adalah suku terasing yang mendiami hutan halmahera.
AKBP Nico Setiawan yang saat itu masih menjabat Kapolres Halteng menuturkan, salah satu kendala bagi penyidik adalah tidak adanya saksi yang melihat langsung ciri-ciri pelaku.(tr1/pur)