Halteng

Pemkab Halteng Bersama NGO Hingga NIPI Sepakat Kolaborasi Atasi Dampak Industri Nikel

×

Pemkab Halteng Bersama NGO Hingga NIPI Sepakat Kolaborasi Atasi Dampak Industri Nikel

Sebarkan artikel ini
lokalarya atasi dampak tambang nikel

HARIANHALMAHERA.COM– upaya Pemkab Halmahera Tengah (Halteng) untuk cegah dampak buruk dari sejumlah aktivitas tambang nikel terus dilakukan. Kali ini, pemda negeri Fagogoru gandeng lembaga Nickel Impact Programme Indonesia (NIPI) dan internasional GIZ Jerman berkolaborasi untuk atasi dampak tambang tersebut.

Kerja sama tersebut ditandai dengan menggelar lokakarya awal pengenalan program NIPI, yang berlangsung Kamis (23/10) ruang rapat Kantor Bupati Halteng. Acara itu ikut dihadiri oleh Bupati Halteng, Wakil Bupati, pimpinan OPD lingkup Pemda Halteng hingga para Camat dan kepala Puskesmas serta perwakilan Balai Taman Nasional Aketajawe-Lolobata.

Wabup Halteng, Ahlan Djumadil, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut cukup penting sebagai bentuk antisipasti terhadap dampak buruk dari aktivitas pertambangan.

“Kita harus duduk bersama dengan pihak NGO dan NIPI, karena bisa jadi setiap lembaga memiliki hasil riset yang berbeda terkait isu lingkungan dan kesehatan. Kegiatan ini sangat strategis, mari kita berkolaborasi untuk menjawab tuntutan ke depan. Saya berharap pimpinan OPD, camat, dan kepala puskesmas mengikuti kegiatan ini secara serius agar hasil forum bisa segera ditindaklanjuti,”katanya.

Sementara Bupati Halteng, Ikram M. Sangadi menambahkan bahwa kerja sama lintas sektor ini tentu upaya menangani dampak industri nikel di wilayah lingkar tambang.

“Terkait dengan penyakit menular seksual, perlu adanya regulasi tingkat desa. Kami mendukung penuh program ini karena NGO hadir untuk bersama menyelesaikan persoalan kesehatan, lingkungan/polusi, dan keanekaragaman hayati. Pemerintah sangat welcome dan akan berkolaborasi dengan NIPI. Saya harap pimpinan OPD dan para camat membuka ruang kerja sama agar kita bisa bersama menuntaskan tiga dampak besar tersebut,”ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Nicolas McKachlan, Project Director NIPI, memaparkan pentingnya kolaborasi antara GIZ, lembaga penelitian, dan Pemda Halteng untuk mengurangi dampak industri nikel di 10 desa sekitar IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park).

Ia pun menekankan bahwa kerja sama ini akan fokus pada tiga prioritas utama: kesehatan masyarakat, akses air bersih, dan keanekaragaman hayati perairan

Sedangkan Ardian Alhadath, Project Manager NIPI, menyampaikan materi presentasi yang menjelaskan ruang lingkup program, termasuk kampanye pencegahan penyakit ISPA dan menular seksual, penguatan layanan kesehatan, kajian kualitas air bersih, serta rencana aksi restorasi ekosistem akuatik di Teluk Weda.

Program NIPI ini sendiri disebut didanai oleh pabrikan OEM Eropa dan dilaksanakan oleh GIZ Jerman sebagai fasilitator netral. Kerja sama ini akan berlangsung hingga Juli 2028 dan bertujuan mendukung masyarakat lokal di 10 desa sekitar IWIP: Lelilef Sawai, Lelilef Woebulen, Kobe, Sawai Itepo, Lukulamo, Woejerana, Waekob, Gemaf, Sagea, dan Kiya

Lokakarya ini menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman bersama serta menyusun strategi aksi kolaboratif dalam mengurangi dampak pertambangan dan pengolahan nikel di Halteng.(Ir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *