HARIANHALMAHERA.COM– upaya Maklon Lube dan keluarganya untuk mencari keadilan berupa menuntut hak atas ganti rugi lahan setelah digusur salah satu perusahan sub kontraktor PT IWIP belum kunjung dapat. Berulang kesepakatan yang dibuat antara Maklon selaku pemilik lahan dan pihak perusahan pun terkesan hanya bumbu janji ‘surga’. Sebab, hingga saat ini tidak pernah ditepati PT IWIP.
Parahnya, garis polisi (police line) yang dipasang Polres Halteng sebagai wujud hentikan aktivitas pengusuran justeru seolah menjadi langkah leluasa bagi perusahan untuk keruk lahan milik Maklon. Sebab, pengusuran tetap dilakukan meski dibentangkan garis polisi.
Maklon dan keluarga hanya bisa pasrah hingga bercucuran air mata saat menatap sejumlah tanaman perkebunannya yang bertahun-tahun dirawat telah rusak dibabat habis alat berat berupa eksavator.
“Sakit memang melihat lahan digusur tanpa ada pembayaran, sudah begitu tanaman perkunan ikut digusur tanpa belas kasihan. Seandainya posisi ini terbalik, saya jadi kalian perasaan kalian bagaimana,”katanya, sabtu (2/12).
Melihat ulah perusahan sub kontraktor PT IWIP yang terus gusur lahan, Maklon pun menyampaikan bahwa dirinya sangat kesal sehingga mengutuk keras dan bersumpah atas nama Tuhan semoga PT IWIP kedepan bangkrut.
“Saya bersumpah, saya akan terus berjuang, karena tanah ini adalah hak saya semenjak kami kecil sudah bercocok tanam di wilayah ini. Tanah ini milik bapak saya jadi saya bersumpah atas nama Tuhan semoga perusahan (IWIP) bangkrut jika tanah saya tidak dibayar, bahkan saya kutuk mereka,”kesalnya.
Maklon juga menilai pihak kepolisan terkesan lepas tangan melihat ulah pihak perusahan yang terus gusur lahan, padahal lahan dipasang garis polisi.(tr-05)