Kabupaten Halmahera Utara (Halut) sudah memiliki laboratorium Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sendiri. Laboratorium ini ada berkat bantuan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Saat ini, laboratorium mulai dilakukan percobaan pemeriksaan sampel.
Laporan, Muhrid Kanopa, Tobelo
HARIANHALMAHERA.COM–DI tengah kebijakan work from home (WFH), namun lantai 2 kantor Bupati Halut kemarin, tampak ramai. Rupanya sedang dilakukan tes swab bagi kalangan ASN, khususnya pejabat. Pelaksanaan tes swab ini ternyata menjadi bagian dari ujicoba penggunaan mesin RT PCR yang sudah diresmikan 30 Desember 2020, lalu.
Usai seremoni, langsung dilakukan pendaftaran peserta tes swab. Satu per satu antri dihadapan petugas medis yang menggunakan APD lengkap dengan baju hazmat. Para peserta mengawali dengan pengisian identitas, kemudian dilakukan pengambilan sampel melalui usap lendir di hidung.
Sampel tes swab ini, tidak lagi diperiksa di Makassar atau Manado seperti sebelumnya. Sampel tes swab akan dilakukan di laboratorium sendiri yang terletak di bagian belakang kompleks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tobelo.
“Alat ini canggih dan pengoperasinnya sederhana. Hasil yang diperoleh pun terbilang cepat. Kalau untuk 24 sampel mungkin sekira 2 sampai 4 jam diketahui hasilnya. Tapi, ini baru akan diuji coba. Hasilnya seperti apa nanti diinformasikan,” kata Kepala Laboratorium RT-PCR Tobelo, Drs Jubhar C Mangimbulude MSc Phd.
Mantan Rektor Universitas Halmahera (Uniera) itu menjelaskan, uji coba ini untuk memastikan bahwa pemeriksaan sudah sesuai prosedur. Data pemeriksaan sampel ini, kemudian akan dikirim ke Jakarta sebagai pelaporan untuk izin penggunaan laboratorium dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Karena laboratoium itu harus terkoneksi langsung dengan Kemenkes, sehingga jika sudah teregistrasi, maka hasil pemeriksaan disini akan langsung tercatat dalam basis data yang ada di Litbang Kemenkes,” terangnya.
“Jika sudah bisa beroperasi, tentunya ini akan memudahkan bagi warga Halut untuk tes swab atau PCR antigen. Apalagi bagi warga Halut digratiskan karena semua sudah ditanggung PT NHM. Selain itu sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan penanganan covid di daerah karena berbasis data ril,” sambungnya.
Jubhar yang sebelumnya diwawancarai saat peremian laboratorium sempat menjelaskan saat itu, tingkat persiapann laboratium baru mencapai 80-90 persen. Sebagaimana surat edaran menkes tentang Pedoman Pemeriksaan uji RT PCR Covid-19, laboratorium yang diperbolehkan melakukan testing Covid-19 minimal berstandar biosafety level 2 dan sudah memenuhi persyaratan sarana dan prasarana, peralatan, biosafety cabinet, sumberdaya manusia, serta good laboratory practices. “Kami menargetkan laboratorium ini bisa berjalan dengan standar biosafety level 3 karena itu merupakan standar internasional,” kata Jubhar.
Dia kembali menjelaskan, dari sesi teknik mesin, dirinya tidak ragu lagi dengan peralatan karena baru dan modern. Persoalan yang ada tinggal sumber daya analisis. Persiapan tenaga analisis ini tidak sembarangan karena ancamannya pada diri mereka.
Sebagaimana harapan bupati, berapa total orang yang ada di Halut yang akan di swab, masih dalam kalkulasi. Namun kami berharap dengan melihat kecanggihan alat yang ada, kemungkinan besar kurang lebih 20 ribu orang dari total penduduk Halut.
“Itu artinya 4 persen secara populasi yang ada di Halut. Data ini sangat baik secara epidemiologi untuk kita melihat perkembangan penyebaran virus,” jelasnya.
Disinggung SDM yang dibutuhkan untuk mengelola laboratorium, Jubhar menyebut sudah ada empat orang tenaga analisis yang ikut training, kemudian sudah ada seorang dokter patologi, dan termasuk dirinya sebagai penanggung jawab. “Alat dalam laboratorium ini sudah otomatis hanya bisa memeriksa sampel covid dan HIV. Untuk kapasitas sampel yang bisa diperiksa, kemungkinan per hari 96-100 sampel,” sebutnya.
Sementara itu, PT NHM yang diwakili Koordinator tim covid-19 internal PT NHM wilayah Halut, Septian Sam, menyebut segala kebutuhan laboratorium sudah menjadi tanggung jawab PT NHM. Semua kelengkapan laboratorium akan disediakan NHM. Demikian juga insentif bagi dokter dan tenaga analisis laboratorium. Termasuk meubelair dan bahan habis pakai, serta kebutuhan bahan untuk pemeriksaan sampel.
“Mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2021 kami dari NHM yang bertanggung jawab. Seperti insentif bagi dokter rata-rata Rp 20 jutaan, analis sekira Rp 15 jutaan. Termasuk insentif security ditanggung. Moga dalam setahun ini pemerintah daerah makin siap, sehingga ke depan laboratorium ini akan diserahkan sebagai aset daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah. Karena jujur, biaya operasional laboratorium sangat mahal karena itu butuh kesiapan dari pemerintah,” terangnya.(*)