HARIANHALMAHERA.COM–Budidaya tanaman perkebunan berupa bawang, rica (cabai) dan tomat (Barito) oleh petani di Kabupaten Halmahera Utara terus melonjak. Bahkan kalangan milenial pun ikut bercocok tanam rempah-rempah dapur tersebut. Namun, semangat bertani warga perlahan mulai lemah disebabkan harga jual hasil panen terus menurun hingga tak sebanding dengan kerja keras mereka.
Turunnya harga Barito tersebut akui para pedagang sendiri bahwa factor utamanya adalah tingginya barang impor ke pasaran yang ada di Halut. Peredaran hasil perkebunan imporan di pasar local itu juga dibenarkan pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Pemkab Halut, dimana berdasarkan data mereka yang disampaikan sebelumnya bahwa stok Barito di pasar Tobelo dan sekitarnya masih dominasi impor dari Surabaya dan Manado.
Masalah fluktuasi harga ini ikut diresahkan sejumlah kelompok tani (Poktan) Tobelo Utara, sebab mereka sudah bersusah payah budidaya tanaman rempah dapur, namun pada akhirnya jerih payah tidak sebanding.”Harga tomat misalnya, awalnya terjual sampai 20 ribu per kilo, namun turun menjadi 15 ribu dan turun lagi sampai 5 ribu per kilo,”aku para poktan Tobelo Utara.
Menurut para petani, soal tidak berharganya tanaman local itu lantaran persediaan Barito masih banyak dan sebagian besar pedagang lebih memilih menerima impor dari luar Halut sehingga membuat petani local tak bersemangat lagi bercocok tanam.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Gorua Selatan, Mirwan Idris juga perwakilan poktan Tobelo Utara menuturkan bahwa selain masalah harga dan barang impor yang memaksa petani Halut kalah bersaing tentunya tidak ada perhatian serius dari pemerintah daerah melalui instansi teknis.
“Mestinya masalah yang dihadapi petani Halut ini menjadi perhatian Pemkab Halut untuk bagimana mencari solusi agar petani bisa keluar dari masalah, dan jujur saja kami pemdes Gorsel ikut perhatikan kelompok tani yang di Tobelo Utara dengan memberikan bantuan dana untuk pengembangan usaha perkebunannya,”ungkapnya.
Salah satu terobosan untuk stabilkan harga barito di Halut menurutnya, Disperindag Halut harus tekan para pedagang untuk batasi memasok hasil bumi dari luar Halut.”solusinya harus batasi barang impor. Bila perlu pemkab Halut buat kebijakan yang mewajibkan pedagang yang tersebar di pasar wilayah Halut harus ambil hasil panen petani local demi kesejahteraan bersama penduduk local,”ujarnya.(cw)