HARIANHALMAHERA.COM–Tahun lalu, 4 Maret 2020, PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) memulai lembaran baru. Perusahaan tambang emas di Kabupaten Halut ini resmi berpindah tangan. Mayoritas saham perusahaan ini (75 persen) yang selama 20 tahun dimiliki Newcrest Mining Ltd., dibeli perusahaan nasional, Indotan Group, melalui PT Indotan Halmahera Bangkit. Sisanya 25 persen saham lainnya tetap dimiliki PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
Pembelian saham oleh Indotan ini merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah Indonesia agar perusahaan-perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di industri tambang harus melakukan divestasi hingga minimal 51% kepada Indonesia.
Dalam perjalanannya, proses divestasi ini terbilang lama. Sejak Agustus 2019, Newcrest Mining telah memulai proses yang bertujuan untuk melepaskan setidaknya 26 persen saham. Kemudian, berubah lagi sebagaimana perubahan kontrak karya yang pada Juni 2020 mengharuskan menjual setidaknya 49 persen saham NHM.
Dari proses itu, ramai dibicarakan publik bahwa PT Antam Tbk akan mengambil alih saham Newcrest yang akan dilepas. Perusahaan plat merah itu bahkan disebut sedang melakukan kajian. Namun, mendekati akhir 2020, PT Antam tiba-tiba mengeluarkan kebijakan untuk tidak melanjutkan rencana pembelian saham. Alasan utama saat itu, terkait umur tambang yang diperkirakan tidak akan lama lagi.
Sejarah Baru
Akhir 2020, tepatnya akhir Desember, nama Indotan muncul. Perusahaan yang belum dikenal publik Halut, kabarnya akan membeli saham Newcrest. Hebatnya lagi akan membeli keseluruhan saham yang dimiliki Newcrest. Sudah ada komunikasi dan sepakat. Proses divestasi dimulai.
Akhir Januari 2020, sebuah unggahan muncul di media sosial. Unggahan berupa foto spanduk yang di dalamnya memuat foto sang pemilik baru PT NHM; H Robert Nitiyudo Wachjo. Mulai saat itu, NHM kembali ramai diperbincangkan. Utamanya, latar belakang PT Indotan Group dan sosok sang pemilik.
Ada keraguan warga, khususnya lingkar tambang. Kehadiran pemilik baru tidak akan merubah citra PT NHM yang sudah buruk di mata masyarakat lingkar tambang. Ramainya perdebatan pemilik baru di tengah proses divestasi yang sedang berjalan.
Hingga pada 4 Maret 2020, saham mayoritas PT NHM resmi menjadi milik PT Indotan Group melalui PT Indotan Halmahera Bangkit. Sebagaimana catatan Harian Halmahera yang diperoleh dari NHM, bahwa Gosowong selama ini telah menghasilkan 190.000 ons emas, dan semua dalam biaya mempertahankan (AISC) adalah $ 1.099/ons untuk tahun keuangan 2019.
Kemudian, dari proses divestasi tersebut, Indotan membeli saham terdiri dari setoran tunai A $ 5 juta yang dibayarkan saat pelaksanaan perjanjian jual beli, utang tunai $ 55 juta pada penyelesaian transaksi, utang tunai ditangguhkan sebesar $ 30 juta 18 bulan setelah penyelesaian dengan total A $ 90 juta (USD 60,2 juta) atau saat itu jika dirupiahkan sekira Rp 1,3 triliun.
Satu Tahun
Tak terasa, kini PT Indotan Halmahera Bangkit yang memanage blok Gosowong sudah se tahun. Perlahan, citra perusahaan di mata publik berubah. Menyusul banyak perubahan positif yang terjadi setelah ditukangi H Robert Nitiyudo Wachjo.
Terbilang gampang bagi H Robert, sapaan H Robert Nitiyudo Wachjo. Rupanya, H Robert punya pengalaman dalam pengelolaan tambang, khususnya membangun komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat.
Publik Halut belum banyak tahu. PT Indotan rupanya sukses membangun hubungan kebersamaan perusahaan dengan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Mengapa KSB? Karena KSB menjadi bukti besarnya peran PT Indotan terhadap daerah, khususnya kepada masyarakat di lingkar tambang.
Di KSB, H Robert masuk berinvestasi dengan dua perusahaannya. PT Indotan Lombok Barat Bangkit dan PT Indotan Sumbawa Barat. Keduanya mengelola emas. Bedanya, PT Indotan saat mengakuisisi saham Newcrest sudah bisa langsung berproduksi. Sementara di KSB sampai saat ini belum. Tapi, PT Indotan mampu membawa KSB keluar dari status daerah tertinggal.
Kok bisa? Ya, buktinya adalah kesaksian Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin ST dan Ketua Komisi I DPRD KSB, Amiruddin Embeng SE. Keduanya yang sempat diwawancarai secara terpisah pada Sabtu (11/4) lalu, kompak mengaku sebelum Indotan masuk, mereka punya pandangan yang sama. Tak percaya.
Namun setelah berjalannya waktu, ternyata apa yang mereka pikirkan pertama kalinya, ternyata salah besar. Justru, keduanya menyebut, banyak sekali kontribusinya (H Robert). Bahkan kontribusinya bukan hanya dari satu sisi saja, tapi merata hampir semua sisi.
Salah satu yang hebat, adalah cara H Robert merangkul masyarakat. Caranya membantu masyarakat mandiri. Tidak menutup mata, justru langsung terlibat mencari solusi. Manajemen yang dipakai bukan hitung-hitungan keuntungan dan kerugian, melainkan hati. “Rezeki itu bukan punya kita, tapi punya Tuhan,” kesan keduanya.
Contoh lain, PT Indotan lewat pemerintah daerah, rutin memberikan kontribusinya kepada fakir miskin, yatim piatu. Ada sekira 3.000-an sesuai database yang kategori miskin. Semua disantuni. Program-program sosial kemasyarakatan inilah yang menjadikan KSB bisa keluar dari status daerah tertinggal.
Namanya pengusaha, pasti tidak mau rugi. Tapi, yang dilakukan H Robert memang beda. Tidak hanya kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan keagamaan pun dibikin sama. Semua rumah ibadah dibantu, kegiatan keagamaan dibantu.
Keduanya sempat menitipkan pesan buat Kabupaten Halut. Menurutnya, akan sangat rugi bila perusahaan ini tidak diterima dengan baik. Apalagi disana (Halut) PT Indotan sudah berproduksi. Beda di KSB, perusahaan belum berproduksi, tapi sudah berbuat. Apalagi sudah produksi, mungkin lebih banyak lagi.
Keduanya pun mengajak eksekutif, legislatif, dan perwakilan masyarakat bisa datang berkunjung ke KSB, jika masih belum yakin dengan peran H Robert dan perusahaannya bagi daerah. “Biar kami perlihatkan buktinya disini. Jadi jangan dengar isu yang tidak-tidak. Kita kan tetangga, dekat saja dari Halut ke KSB. Kami akan perlihatkan bukti nyata seperti apa beliau berbuat untuk daerah. Sangat-sangat manusiawi,” ajak keduanya.
Halut disebut sangat beruntung. Justru masuknya PT Indotan ke Halut membuat KSB iri. H Robert dan perusahaanya sangat perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Sebagai pemerintah pasti sangat terbantu.
Tantangan
Mengawali kerja, PT NHM langsung berhadapan dengan wabah Covid-19. Sejak 2 Maret 2020 kasus pertama ditemukan, tak lama mulai menyebar hingga ke seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Halut. Tak tanggung-tanggung, wilayah tambang pun bobol. Ratusan pegawai terinfeksi.
Namun, manajemen baru PT NHM punya banyak pengalaman. H Robert dan jajaran berhasil menciptakan kestabilan operasional Tambang Emas Gosowong. “Padahal di bulan-bulan pertama setelah Covid-19 masuk ke Indonesia, kemudian juga masuk ke Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Utara, aktivitas Tambang Emas Gosowong terganggu akibat kesulitan pengaturan waktu gilir kerja karyawan yang menjadi rumit akibat aturan perjalanan orang dan kecemasan karyawan. Terlebih lagi ketika banyak karyawan PT NHM yang terpapar Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi,” kata Manajer Komunikasi PT NHM, Ramdani Sirait.
Manajemen baru di bawah pimpinan Predir yang sekaligus pemilik saham mayoritas PT NHM, H Robert Nitiyudo Wachjo, bekerja keras untuk memastikan Tambang Emas Gosowong tetap beroperasi dan kesehatan karyawan terlindungi. Tidak sedikit dana yang dikeluarkan.
Pertama, PT NHM melakukan swab test massal untuk sebanyak 1.070 orang yang pada bulan Juni 2020 sedang berada di dalam Kawasan Tambang Gosowong untuk membersihkan Covid-19 dari tempat kerja. Alhasil sekitar 400 karyawan dan mitra kerja diketahui sudah terpapar Covid-19, dimana sebagian besar di antara mereka adalah Orang Tanpa Gejala.
“Manajemen PT NHM lalu memutuskan untuk mengevakuasi mereka yang positif ke hotel-hotel yang disewa di kota Ternate dan Tobelo. Seluruh hotel itu disewa hanya untuk PT NHM, tidak boleh ada tamu lain yang menginap. Protokol Covid-19 benar-benar dijalankan dengan ketat. Biaya sangat besar untuk menyewa banyak hotel ini selama berbulan-bulan,” terang Ramdani.
Lanjut mantan Humas PT Freeport Indonesia itu, yang menakjubkan dari manajemen baru PT NHM di bawah kepemimpinan Indotan, selama pandemi Covid-19 terjadi, dan produktivitas tambang yang menurun saat itu, tidak ada kesejahteraan karyawan yang diturunkan. Gaji tetap dibayarkan normal seperti sebelumnya. Hebatnya lagi, tidak ada pengurangan karyawan sebagaimana banyak dilakukan perusahaan di dunia.
Di luar kawasan tambang, manajemen baru PT NHM turut berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Diawali dengan bantuan APD untuk paramedis, ribuan masker dan hand sanitizer, sembako untuk masyarakat yang terdampak secara ekonomi.
Lalu dilanjutkan dengan sumbangan ventilator untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Ternate dan Tobelo dalam jumlah yang tidak sedikit, dan kemudian mesin PCR kepada Pemkab Halut yang harganya sangat mahal, bahkan termasuk biaya operasional Laboratorium PCR itu untuk satu tahun selama 2021, mulai dari gaji dokter, paramedis, petugas keamanan.
“Perlahan, Covid-19 di Kawasan Tambang Gosowong teratasi. Pada September 2020, kasus Covid-19 di dalam Kawasan tambang nol. Kemudian produksi membaik, bahkan beberapa kali melebihi target yang direncanakan. Disinilah menariknya gaya kepemimpinan H Robert,” ujarnya.
Bangun Hubungan
Perbaikan hubungan dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat lingkar tambang mulai dijalankan dengan lebih baik dan komunikatif. Hal ini sejalan dengan salah satu misi Indotan, yaitu membayar pajak kepada pemerintah sebagai Objek Vital Nasional.
Kepada masyarakat lingkar tambang, jika sebelumnya PT NHM sering berkonflik dengan masyarakat dan pemerintah desa di lingkar tambang, sejak diambil oleh Indotan, PT NHM berkomunikasi dengan sangat baik. Diawali dengan pertemuan antara H Robert Nitiyudo dengan para Camat dan Kepala Desa dari 5 kecamatan dan 84 desa yang masuk lingkar tambang di awal tahun 2020.
Dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan membicarakan program dukungan untuk lingkar timbang. Selanjutnya, Tim Kinerja Sosial/ Social Performance PT NHM bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa, menjalankan program-program dukungan PT NHM untuk bidang Pendidikan, Kesehatan, ekonomi masyarakat.
“Dukungan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minerals untuk seluruh perusahaan pertambangan dalam dukungan kepada masyarakat lingkar tambang,” kata Manajer Kinerja Sosial (Social Performance/SP) PT NHM, Hansed Pieter Lasa.
Selama 2020, NHM melalui SP sudah melaksanakan beberapa program. Seperti program di bidang pendidikan, berupa pemberian beasiswa bagi mahasiswa di lingkar tambang sebesar Rp3 juta per tahun. Kemudian, beasiswa prestasi sebesar Rp 4,5 juta per tahun.
“Selain itu, PT NHM sudah menjalin kerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten dalam pelatihan kompetensi guru honor di lingkar tambang. Termasuk pemberian insentif bagi mereka, mulai dari tingkatan PAUD hingga SMA/SMK,” kata Hansed.
“Ada juga yang namanya bantuan pendidikan langsung ke sekolah. Seperti perbaikan sekolah, bantuan perangkat komputer di SMP 4 Malifut dan bantuan pendidikan di salah satu sekolah di Desa Bukit Tinggi,” sambungnya.
Khusus untuk bidang kesehatan, kata Hansed, yang dilakukan perusahaan lebih besar. Alasannya karena situasi pandemi covid-19. Bantuan alat pelindung diri (APD) bagi pemerintah daerah, puskesmas di lingkar tambang, hingga bantuan ventilator ke dua rumah sakit rujukan di Ternate dan Halut. “Termasuk, terakhir bantuan mesin RT-PCR ke RSUD Halut,” terangnya.
Selain itu, NHM juga turut membantu memberikan bantuan sembako bagi masyarakat terdampak covid-19. Tidak hanya masyarakat di lingkar tambang, tapi juga masyarakat di Kabupaten Halut, hingga masyarakat di Kota Ternate.
“Bahwa dalam menghadapi pandemi covid-19, NHM di bawah komando H Robert begitu aktif membantu pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya lewat kami (SP), tetapi ada juga lewat NHM Peduli, dan bantuan langsung dari H Robert sebagai Presdir sekaligus pemilik PT NHM. Mulai dari bantuan anak yatim piatu dan kaum dhuafa dan bantuan keagamaan,” ujarnya.
“Kami belum lama ini SP bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memberikan pelatihan kepada kader-kader Posyandu dan biang (bidan) kampung,” imbuhnya.
Untuk bidang ekonomi, ada beberapa sub bidang, seperti pertanian, perikanan kelautan, dan peternakan. Meski untuk 2020, masih terfokus pada sub bidang pertanian, khususnya hortikultura. “Memang banyak program yang dapat dikatakan belum terlaksana di 2020 karena pandemi covid-19. Apalagi, NHM sendiri harus berhadapan langsung karena tidak sedikit karyawan yang turut terinfeksi virus,” sebutnya.
Terkait PPM berbasis desa, lanjutnya, Hansed menyebut perusahaan sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta bagi 83 desa. Anggaran itu diberikan sesuai dengan kebutuhan desa melalui usulan program. Perusahaan juga memberikan support bagi kepala desa dan camat.
Selain itu, NHM juga memberikan perhatian besar pada pelestarian adat dan budaya di lingkar tambang melalui bantuan sebesar Rp 1 miliar per tahun bagi setiap suku di lingkar tambang, ditambah dengan dukungan operasional Rp 50 juta. “Untuk bantuan ini sistemnya seperti PPM berbasis desa, yakni tidak dalam bentuk cash tapi sesuai program. Untuk tahap pertama sudah dicairkan,” katanya.
Hal-hal lain yang sudah dilakukan perusahaan, termasuk keseriusan perusahaan menjadi ‘pasar’ bagi komoditas lokal untuk memenuhi kebutuhan karyawan di site. “Ini memang belum 100 persen jalan, karena saat ini rencana pendirian koperasi di lima kecamatan masih dilakukan,” sambung Christian.
Hansed juga menyebut, perubahan nyata yang dilakukan perusahaan, yakni pada aturan subkontraktor. Dia menyebut, Presdir H Robert menginginkan semua perusahaan yang terlibat berasal dari lokal lingkar tambang. “Jika belum cukup, maka bisa menerima kontraktor di Kabupaten Halut. Belum cukup juga, maka bisa menerima kontraktor di Malut, dan seterusnya. Tapi, beliau sangat menginginkan semua kontraktor dari lokal, khususnya lingkar tambang,” katanya.
Bagaimana dengan program di 2021? Hansed menyebut, selain apa yang sudah dilakukan di 2020 akan tetap dilanjutkan, juga ada beberapa program baru yang akan dilakukan. Seperti desa tangguh, bedah rumah, pembangunan klinik rawat inap di lima kecamatan, pelayanan kebutuhan BBM (pertamini) dan beberapa program di bidang lingkungan hidup.
“Rancangan program ke depan, pastinya terus berusaha agar yang dilakukan bisa bermanfaat nyata bagi masyarakat di lingkar tambang. Program-program ini memang dirancang untuk membantu masyarakat lebih mandiri,” terang Hansed.
Yang terbaru, yakni program bedah rumah. Sebanyak 1.000 rumah tak layak huni menjadi target rehab. Alokasi anggaran per rumah sekira Rp 50-60 juta atau Rp 50-60 miliar untuk pemenuhan target bedah rumah. Hebatnya lagi, anggaran tersebut tidak keluar dari perushaaan (NHM), melainkan dari kantong pribadi H Robert.
Profesionalisme Pengelolaan Tambang
Sebagaimana kata General Manajer Perencanaan dan Produksi PT NHM, Rado Lawolo, dari aspek teknis, Tambang Emas Gosowong selama ini dikelola dengan professional selama 20 tahun berdirinya. Namun, dengan hadirnya PT Indotan sebagai pemegang mayoritas saham di PT NHM sejak 4 Maret 2020, Tambang Emas Gosowong dikelola dengan lebih baik lagi.
Disebutkan, perencanaan produksi dilakukan dengan sangat baik melalui tim yang sangat solid. Gosowong tidak hanya meneruskan produksi tambang bawah tanah Kencana dan Toguraci, tetapi juga melakukan eksplorasi yang agresif untuk menemukan cadangan emas yang baru di dalam wilayah Kontrak Karya. “Investasi yang sangat signifikan dilakukan oleh Indotan untuk mencari cadangan-cadangan baru tersebut,” terangnya.
Dalam hal produksi, keselamatan dan kesehatan tetap merupakan aspek utama. Tidak ada yang lebih penting dari keselamatan dan Kesehatan karyawan dan mitra kerja. Untuk memastikan produksi dapat mencapai target yang sesuai perencanaan, dalam satu tahun terakhir peralatan baru didatangkan untuk mendukung produksi yang maksimal namun aman dan sehat. “Alat-alat berat baru dibeli oleh Indotan, mengganti alat-alat yang sudah lama. Ini hal yang sangat menggembirakan bagi karyawan yang terlibat langsung dalam produksi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kata Rado, semangat dan kerja keras karyawan sangat diapresiasi. Kesejahteraan ditingkatkan. Bahkan lebih baik dibanding saat PT NHM masih di bawah manajemen Newcrest Mining Ltd. “Kesejahteraan itu berupa bonus yang sangat besar untuk para karyawan saat produksi melebihi target yang direncanakan. Terutama untuk karyawan di bagian produksi yang bekerja keras di lapangan,” bebernya.
Selain itu, makanan dan minuman di dalam Kawasan tambang menjadi lebih baik dan terus dipastikan sesuai dengan aspek gizi dan Kesehatan. Demikian pula tempat tinggal karyawan diperbaiki dan ditambah jumlahnya agar kenyamanan lebih baik. “Semua pembenahan internal dalam operasional tambang Gosowong menjadi lebih produktif karena semua karyawan sangat bersemangat,” akunya.
Disinggung soal masa depan tambang Gosowong, Rado menyebut, manajemen berusaha berumur lebih panjang dari perkiraan Newcrest sebelumnya dari dua tahun lagi menjadi lebih lama lagi. Upaya itu dilakukan dengan aktivitas eksplorasi yang agresif. “H Robert sudah mengalokasi anggaran yang sangat besar untuk aktivitas eksplorasi di sejumlah area di dalam Kawasan Kontrak Karya PT NHM,” terangnya.
Kepedulian PT NHM lainnya, terlihat pada penerbangan khusus untuk karyawan. Menyewa maskapai penerbangan Batik Air untuk melayani transportasi secara terpadu karyawan yang akan berangkat kerja ke tambang Gosowong dan yang akan melakukan cuti. “Hal ini juga ditujukan untuk mendorong ekonomi daerah Halmahera Utara dengan menghidupkan kembali Bandar Udara Kuabang di Kawasan Kao, Halut,” tambah Ramdani.
“Yang juga penting adalah adanya komunikasi yang lancar antara Manajemen dengan karyawan dan mitra kerja, termasuk para kru yang bekerja di lapangan. Ini gaya manajemen baru yang dilakukan PT NHM,” sambungnya.
Dengan peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan Tambang Emas Gosowong dan perbaikan pola komunikasi perusahaan dengan semua stakeholder ini, terlihat PT NHM berharap dapat terus dapat memberikan kontribusi yang besar kepada karyawan dan keluarga, masyarakat lingkar tambang, Halmahera Utara dan Maluku Utara, serta kepada Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten. Termasuk Pemerintah di tingkat Kecamatan dan Desa.
Partisipasi Aktif
Dengan besarnya kontribusi PT NHM lewat program-program PPM, NHM Peduli, dan H Robert Peduli, tentunya harus pula didukung oleh partisipasi aktif seluruh stakeholder, khususnya lingkar tambang. Mulai kecamatan, desa, dan masyarakat, agar bersama-sama bisa menyatukan visi dan turut bergandengan dengan SP PT NHM dalam bentuk kerja nyata.
Seluruh program tidak akan berhasil jika stakeholder di lingkar tambang tidak berpartisipasi aktif, apalagi masih terkotak-kotak. Saatnya menyatukan sikap. Berubah menuju kemandirian, yang selanjutnya diharapkan bisa memengaruhi kehidupan masyarakat untuk lebih sejahtera.
Semua aktif terlibat, mulai dari perencanaan, pengelolaan, pengawasan, hingga menerima manfaat. Hasil semuanya masyarakatlah yang menentukan. Jika perencanaannya bagus, pelaksanaannya tepat, dan pengawasannya ketat, maka manfaat akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Bangun kemandirian, mengingat suatu saat jika NHM tidak ada lagi. Ketika saat itu tiba, masyarakat sudah punya pegangan kuat untuk terus maju dan berkarya. Sudah banyak usaha yang maju, sudah banyak pengusaha dan entrepreneur sukses. Semoga.(fir)