HARIANHALMAHERA.COM–Pekan depan, tepatnya Rabu (13/1), vaksinasi gelombang pertama akan dilakukan. Selain pejabat publik dari Presiden, menteri, hingga kepala daerah (kada), tenaga kesehatan (nakes) juga masuk. Lantas, seperti apa kesiapan para sasaran vaksin covid gelombang pertama?
Jika Presiden dan menteri sudah menyatakan secara terbuka kesiapannya untuk divaksin, berbeda dengan kepala daerah dan pejabat di daerah. Belum ada pernyataan resmi kesiapan mereka untuk divaksin. Lain lagi dengan para nakes. Umumnya masih ragu, bahkan ada yang takut.
Saat diwawancarai Harian Halmahera, nakes beralasan keraguan dan ketakutan itu muncul karena beberapa sebab. Paling utama mereka belum mendapatkan jaminan keamanan vaksin. Pasalnya, hasil uji klinis belum diumumkan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga belum mengeluarkan izin penggunaan.
“Sejujurnya kami juga takut divaksin. Karena kami belum tahu jelas hasil uji klinis,” kata beberapa nakes di Tobelo, yang identitasnya sengaja disamarkan.
Selain keamanan vaksin, lanjut para nakes, mereka juga menerima informasi tentang vaksin yang hampir semua informasi itu justru keburukan vaksinasi. “Belum lagi informasi dari beberapa insiden di negara lain. Jadi kalau ditanya jujur, kami takut juga. Tapi, ini bukan berarti kami menolak,” ujar mereka, kemarin.
Senada disampaikan seorang nakes di lingkungan kantor Bupati Halut. Menurutnya wajar jika nakes masih khawatir. Alasannya sampai detik ini uji klinik vaksin tersebut belum diketahui. “Kami yang petugas medis saja khawatir, apalagi warga yang bukan profesi medis. Pastilah lebih takut. Saya kira itu wajar,” terangnya.
Saat ini menurut dia, informasi yang viral hingga membuat publik makin ragu dan takut dengan vaksin adalah pernyatan langsung dari para ilmuan dan dokter ahli virus. “Intinya vaksin covid ini (Sinovac) belum jelas,” tandansya.(dit/fir)