HARIANHALMAHERA.COM– Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Halmahera Utara, menyatakan bahwa upaya tindak peredaran narkoba di Halut butuh dukungan bersama. Sebab, peredaran barang terlarang hampir merambah ke sejumlah kalangan, sehingga pemberantasannya butuh dukungan bersama.
Hal itu disampaikan BNNK Halut, dalam press release yang digelar, Rabu (23/12) kemarin, di ruang rapat Kantor BNNK setempat. Dihadapan sejumlah awak media, Kepala BNNK Halut Ir. Fadly Irwandy Sadik, MM mengatakan bahwa berdasarkan hasil riset BNN, BPS dan BRIN, jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia tahun 2025 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023.
“Ini tentunya harus menjadi perhatian serius, sebab persebaran penyalahgunaan narkoba yang meluas sangat mengkhawatirkan karena dapat menjadi ancaman pada ketahanan dan kualitas sumber daya manusia,”katanya.
Berbagai upaya pencegahan lanjutnya, terus dilakukan oleh BNNK Halut, namun belum sepenuhnya berhasil, sehingga itu dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk berantas secara bersama.
“Di Halmahera Utara sendiri, sepanjang tahun 2025 BNN telah menyelenggarakan kegiatan penyelenggaraan advokasi kepada 203 orang. BNN juga telah membentuk penggiat anti narkoba sebanyak 50 orang,”ujarnya.
Selain itu lanjut Fadly, BNN juga telah melaksanakan asistensi relawan anti narkotika dalam rangka KIE Sumber Daya Pembangunan Desa sebanyak 50 orang di Desa Saosio sebagai Desa BERSINAR dan 80 orang di Desa Luari sebagai Kawasan Pesisir BERSINAR.
Kerjasama di lintas BUMN, swasta dan instansi lainnya pun menurutnya, terus dilakukan dengan melaksanakan deteksi dini melalui tes urine kepada 223 orang. “Untuk BUMN mereka sudah komitmen agar melakukan tes urine sebanyak dua kali dalam satu bulan. Edukasi P4GN juga kami sudah lalukan di berbagai media elektronik dan media luar ruang seperti baliho, spanduk dan flayer,”tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa sepanjang tahun 2025 sebanyak 14 klien yang melakukan rehabilitasi rawat jalan, namun yang selesai hanya 9 orang, sementara sisanya hingga saat ini tidak melanjutkan program rehabilitasi tersebut.
“Kami BNN juga telah melatih 5 orang warga yang menjadi agen pemulihan di Desa Gosoma. Namun, ada beberapa kendala yang kami alami di lapangan yakni upaya pencegahan narkoba masih dianggap ranah BNN dan polisi yang idealnya butuh sinergi semua unsur masyarakat, pelaksanaan desa bersinar juga belum optimal, karena minimnya pemahaman perangkat desa tentang pentingnya penganggaran melalui dana desa, agen pemulihan kurang aktif karena disebabkan reward yang kurang serta minimnya kapasitas SDM dan peran serta masyarakat sebagai agen informasi masih rendah,”ungkapnya.
BNNK Halut tentu dikatakan Fadly, meminta semua pihak agar mendukung pelaksanaan program pencegahan narkoba di Halmahera Utara. “Kami membutuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan di Pemda, swasta dan lingkungan masyarakat, juga diperlukan fasilitas rehabilitasi narkoba rawat jalan dan inap milik Pemda dalam rangka menyelamatkan generasi muda di bumi Hibualamo agar terciptanya Halut Bersinar (bersih narkoba),”tandasnya.(rif)













