HARIANHALMAHERA.COM–Data harian covid-19 yang dipublikasikan tim satgas per Minggu, 18 Juli 2021, makin menunjukkan kekhawatiran akan penyebaran virus corona di Kabupaten Halut. Jika pada Jumat, 16 Juli 2021 masih ada 3 kecamatan masuk zona hijau, kini tidak ada lagi.
Ketiga kecamatan yang sebelumnya bertahan di zona hijau, yakni Kecamatan Galela Utara, Kecamatan Tobelo Barat, dan Kecamatan Tobelo Utara. Kondisi saat ini (2021) jika dibandingkan dengan penanggulangan kasus tahun 2020 lalu, dapat dikatakan lebih parah.
Sebagaimana dokumentasi data koran ini mencatat, pada gelombang pertama serangan corona, jumlah pasien di Halut berkisar 400-an orang. Namun, banyaknya pasien didominasi karyawan salah satu perusahaan. Untuk kalangan masyarakat umum tidak lebih dari 30 orang.
Kini, dari data terakhir yang dipublikasikan tim satgas covid-19 Halut sebanyak 1.054 kasus aktif, meski belum ada rincian dari satgas, diperkirakan 60 persennya adalah masyarakat lokal. Sementara sisanya 40 persen adalah karyawan salah satu perusahaan.
Situasi penyebaran yang dapat dikatakan mulai tidak terkendali ini, menyebabkan sejumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di Kabupaten Halut, terancam kolaps. Pasalnya, saat ini fasyankes sangat kekurangan tenaga kesehatan (nakes) akibat banyak yang turut terinfeksi virus, sementara jumlah pasien positif covid-19 terus bertambah setiap hari.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak RSUD Tobelo mengaku mulai kewalahan menangani pasien, baik pasien umum maupun pasien covid-19. Pihak RSUD pun dengan sangat terpaksa mengeluarkan kebijakan baru yang sifatnya sementara, yakni belum melayani pasien umum baru terhitung hari ini, Senin 19 Juli 2021.
“Untuk sementara pelayanan kesehatan pasien baru, terutama IGD, tidak dibuka. Jika ada pasien yang datang, maka akan dialihkan ke RS Bethesda,” kata Direktur RSUD Tobelo, drg Irwanto Tandaan, Minggu (18/7).
Dia mengaku, penutupan pelayanan kesehatan ini terkait dengan kekurangan tenaga medis di RSUD Tobelo, sehingga dengan sangat terpaksa pihaknya belum melayani pasien baru. “Seperti kejadian pagi tadi (kemarin, red), RSUD sangat kekurangan personil. Tenaga kesehatan (nakes) yang ada kewalahan. Untungnya pada siang hari mendapat bantuan nakes dari Dinas Kesehatan (Dinkes), sehingga pelayanan kembali berjalan,” terangnya.
Irwanto juga mengaku, karena banyak nakes RSUD yang terpapar covid, sehingga ruangan pasien umum selain IGD, masih sangat kekurangan tenaga. Karena itu, lanjutnya, RSUD Tobelo untuk sementara lebih fokus tangani pasien covid. “Semoga para nakes yang terinfeksi bisa segera sembuh dan kembali bertugas, sehingga pelayanan kesehatan akan dibuka kembali seperti biasanya,” ujarnya.
Dengan kondisi pandemic saat ini, Irwanto berharap masyarakat benar-benar menaati protokol kesehatan (prokes). “Jika banyak yang terpapar, maka RSUD tidak akan mampu lagi menangani pasien. Bahkan RSUD bisa kolaps karena tenaga kurang maupun fasilitas yang ada terbatas,” pintanya.
Sebelumnya juga, menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Halut, Muhammad Tapi Tapi, penularan covid ini semakin meningkat. “Saat ini pasien dengan gejala berat sudah dilakukan isolasi di RSUD Halut. Bagi mereka yang mendapatkan gejala ringan lakukan isolasi secara mandiri,” kata Muhammad, Minggu (18/7).
Dia pun menyebut, RSUD Halut untuk sementara sudah tidak bisa lagi menampung pasien covid karena ruangan yang ada sudah tidak cukup lagi, sehingga sebagian pasien di isolasi secara mandiri dan dipantau terus oleh petugas kesehatan, agar tidak terjadi penularan bagi orang lain.
Dia juga menyebut, Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) yang sejak lalu dijadikan rumah sakit khusus covid-19, juga penuh pasien yang kebanyakan karyawan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). “Yang berada di Rusunawa semuanya karyawan NHM yang terpapar covid. Mereka semua diisolasi di tempat itu, dan tidak ada pasien dari luar karyawan NHM,” terangnya.
Sementara terkait dengan lima puskesmas yang tutup sementara, Muhammad membenarkan jika penutupan itu akibat tenaga medis terpapar covid. Dijelaskan, sekira empat puskesmas tenaga medis terpapar antara 8-10 orang. Sementara jumlah tenaga medis yang terpapar di satu puskesmas sekira tiga orang. “Mereka (tenaga medis, red) ini sementara sudah diisolasi mandiri agar tidak ada kontak lagi terhadap orang lain,” ujarnya.
Disinggung apakah semua tenaga medis yang terpapar covid sudah mendapatkan vaksinasi secara lengkap, Muhammad mengiyakannya. “Iya benar. Semua tenaga medis yang terpapar covid, semuanya sudah mendapat vaksinasi. Karena itu mereka hanya mendapat gejala ringan, sehingga hanya isolasi mandiri di rumah,” akunya.
Senada dengan Tandaan, Muhammad juga berharap masyarakat turut membantu tenaga medis dalam penanganan covid-19. “Caranya dengan patuh pada protokol kesehatan (prokes), hindari keluar rumah jika tidak memiliki urusan penting,” pungkasnya.(cw/dit/fir)