HARIANHALMAHERA.COM–Perairan di Kecamatan Kao Teluk, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), menyimpan banyak potensi. Ini memicu sejumlah kaum muda di wilayah setempat, membuat sebuah perusahaan kecil yang bergerak dalam sektor perikanan.
Perusahaan yang diberi nama CV. Silva Kieraha Akelamo Kao itu, dikelola oleh dua anak muda, yakni Ibnu Hikmah Timur selaku direktur dan Sukardi Muhammad sebagai manager perusahaan.
Kehadiran CV. Silva Kieraha Akelamo Kao tersebut turut ‘membakar’ semangat para nelayan di Kao Teluk, untuk terus meningkatkan hasil tangkapannya. Karena pendapatan mereka turut meningkat.
“Wilayah Kao Teluk adalah daerah penghasil terbesar ikan teri (ngafi) dan cumi-cumi (sontong) di Maluku Utara. Sekarang sudah mulai berkurang,” tutur Akbar, salah satu nelayan di Kao Teluk.
Dulu, kata Akbar, terdapat dua jenis ikan yang oleh masyarakat Kao Teluk disebut Make dan Daun Tobu, tidak memiliki harga. “Bahkan selalu dibuang,” ungkapnya.
Namun ketika CV. Silva Kieraha Akelamo Kao hadir, ikan jenis itu tidak lagi dijadikan sebagai makanan kucing. “Sekarang ikan Make dan Daun Tobu sudah memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Harga perkilonya sampai Rp20 ribu. Bahkan lebih,” katanya.
Sementara, Direktur CV. Silva Kieraha Akelamo Kao, Ibnu Hikmah Timur, menjelaskan kehadiran perusahaan mereka bukan untuk mencari keuntungan. Tapi lebih pada konteks menghadirkan kehidupan baru bagi nelayan.
Tidak hanya itu, menurut dia, kehadiran CV. Silva Kieraha Akelamo Kao bertujuan agar masyarakat Akelamo Kao tidak semata bergantung hidup pada perusahaan. “Yang tidak kalah penting adalah masyarakat Kao Teluk sadar bahwa, laut adalah sumber kehidupan,” ucapnya.
Bagi Ibnu, tidak bisa dinafikan bahwa sebagian besar masyarakat Kao Teluk hidup hingga menempuh dunia pendidikan dengan hasil laut.
Namun dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan, kata dia, CV. Silva Kieraha Akelamo Kao berupaya menyediakan semua kebutuhan yang ada. “Seperti nilon, mata kail, serta perahu dan mesin,” ucapnya.
Dia mengakui bahwa sejauh ini, tangkapan nelayan relatif menurun. Ini dipengaruhi ketersediaan alat tangkap yang dimiliki para nelayan. “Tentu kami berharap Pemda Halut lewat Dinas Kelautan dan Perikanan bisa lebih bijak mengelola sumber daya ekonomi di tingkat desa, khususnya di Kao Teluk ini,” tukasnya. (cw/kho)