HARIANHALMAHERA.COM–Keluhan masyarakat Desa Rawajaya, Tobelo, khususnya yang berdomisili di sekitar lokasi mesin pembangkit listrik PLN Tobelo tentang limbah dan polusi, mendapat perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Utara (Halut).
Pihaknya pun turun ‘gunung’untuk mencari tahu sebab-musabanya keluhan warga tersebut. Kepala DLH Halut, Samud Taha, mengatakan berdasarkan hasil peninjaun langsung di lokasi soal limbah dan polusi dari mesin listrik PLN Tobelo, ternyata tidak bermasalah atau berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitar PLN.
Sebab, menurut dia, pengelolaannya masih terbilang aman. “Sebenarnya pengelolaan limbah dan penanganan polusi dari mesin masih sangat aman,” ungkap Samud, Selasa (29/9).
BACA JUGA : Masyarakat Rawajaya Tagih Janji PLTD Tobelo
Pengelolaan limbah misalnya, kata dia, telah disediakan penampungan yang safety. Termasuk dibuatnya tempat tampung khusus di bawa mesin, sehingga tetesan limbah tidak menyerap ke tanah.
“Limbah masih aman, begitu juga soal polusi. Karena mesin listrik diisi dalam kontainer. Kontener itu selain peredam suara, tekanan getaran juga mengurangi asap hitam ke udara. Jadi intinya aman semua,” tuturnya.
Meskti begitu, menurut dia, DLH akan melakukan uji lebih lanjut soal polusi dan apabila berdampak buruk maka, pihak PLN diminta melakukan evaluasi lagi.
“Memang warga juga sempat keluhkan soal penambahan mesin, karena mereka khawatir terjadi getaran lebih kuat. Padahal PLN tidak melakukan penambahan mesin. Justru dari 13 unit mesin yang tersedia telah dikeluarkan 11 mesin, kemudian hanya dimasukan mesin baru 5 unit,” ujarnya.
Selain limbah dan polusi, Samud mengaku, warga juga menuntut kompensasi dari PLN berupa listrik gratis untuk mereka di sekitar PLN. Tapi permintaan itu belum direspon manajamen PLN.
“Masalah masih dalam tahap penyelesaian dan tentu diharapan kedua pihak saling menerima hasil penyelesaian nanti,” harapnya.(dit/kho)