HARIANHALMAHERA.COM–Bencana alam berupa gempa bumi kembali mengguncang wilayah Halmahera Utara. Sebelumnya pada hari senin 10 januari tahun 2022 kemarin titik koordinat gempa berkekuatan Mag 5,5 SR terdeksi di darat tepatnya barat daya Tobelo yang mana dirasakan warga di Kecamatan Tobelo Barat (Tobar) dan Kao Barat hingga mengakibatkan puluhan rumah rusak berat.
Kali ini, musibah serupa terjadi di hari yang sama tetapi berbeda tanggal yakni Senin 19 april 2022 dengan titik pusat pada barat laut Tobelo yang dirasakan penduduk di Kecamatan Galela dan Galela Barat (Galbar). Meski gempa yang mengguncang wilayah Galela-Galbar lebih kecil dari gempa Tobar-Kao Barat, yakni magnitudo 5,2 SR, namun dampaknya kerusakannya lebih besar dari gempa di Tobar-Kao Barat berkekuatan 5,5 SR.
Gempa di Galela-Galbar berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Halut bahwa dampak gempat 5,2 SR tersebut telah tercatat sekitar 200 lebih rumah rusak yang tersebar di Kecamatan Galela dan Galbar, termasuk 1 unit Masjid di Desa Ngidiho Kecamatan Galbar yang rusak berat. Kerusakan tersebut lebih parah dibanding dampak gempa di Tobar dan Kao Barat yang hanya merusak puluhan rumah.
Sementara itu pasca gempa di Galbar tersebut sejumlah stakeholder terutama Polres Halut, Kodim 1508/Tobelo dan Pemkab Halut langsung bergerak cepat untuk turun ke lokasi melakukan penanganan awal, yaitu pemasangan tenda pengungsian dan pembersihan puing-puing material rumah akibat guncang gempa. Sementara bantuan kebutuhan dan logistic lain dari pemerintah daerah sendiri belum tersalur lantaran masih dalam tahap pembahasan.
Meski tidak ada korban jiwa dalam musiba gempa itu, namun kerugian material dialami warga korban gempa mencapai ratusan juta. Para korban pun belum berani beraktivitas di rumah, karena masih trauma dan takut terjadi gempa susulan. Bahkan sebagian korban memilih mengungsi ke keluarga lantaran kondisi rumah sudah tidak layak dihuni, termasuk masjid di Desa Ngidiho Kecmatan Galbar tidak dapat dipakai untuk beribadah mengingat kondisi dindingnya rusak berat sehingga dikwatirkan akan roboh.
Selain penanganan korban gempa dari Pemkab Halut, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngidiho juga mengambil langkah cepat, yakni memberikan bantuan sembilan bahan pokok (Sembako) ke sejumlah warga yang mengungsi di tenda-tenda.
Kepala Desa (Kades) Ngidiho, Kamal Abdullah, menyampaikan bahwa pihaknya mulai melakukan penyaluran bantuan Sembilan bahan pokok (Sembako) untuk membantu meringankan beban korban gempa sambil menunggu bantuan dari Pemkab Halut dan pihak lainnya yang ingin menolong. “Pemberian sembako terhadap warga korban gempa ini masih bersifat darurat terutama diberikan pada warga yang menumpang di rumah keluarganya,”katanya.
Soal jumlah rumah yang terdampak gempa sendiri menurutnya, saat ini tercatat sebanyak 171 rumah di Desa mereka mengalami kerusakan baik itu rusak ringan, sedang maupun berat.“Ada sekitar 25 kepala keluarga (KK) yang rumah mereka sudah tidak bisa lagi di tempati, karena hampir semua dinding rumahnya runtuh,”pungkasnya.
Pemdes juga lanjutnya, akan secepat mungkin menyampaikan data terkait korban gempa ke Pemkab Halut agar dapat dibantu, setidaknya diberikan bantuan bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa. “Kami akan memasukan data ke Bupati dan Dinas terkait, agar secepatnya di proses terkait dengan bantuan,”tuturtnya.(cw)