HARIANHALMAHERA.COM– Opa Djado Pomumu atau bernama lengkap Melius Robon, warga asal Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya di bantu langsung oleh Haji Robert melalui Tim PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) untuk dipulangkan ke kampung halamannnya, setelah 30 tahun merantau ke Kabupaten Halmahera Utara tepatnya di Desa Kobok Dusun Beringin, Kecamatan Kao Teluk dan selama diperantauan hingga saat ini belum pernah bertemu keluargannya.
Informasi seputar tentang opa Djado yang diperoleh Harian Halmahera dari tim PTNHM yang dipimpin oleh coordinator penanganan Covid-19 PTNHM, Septiam Sam, setelah menghimpun keterangan menyebutkan bahwa Opa Djado, ternyata menginjak kaki di daratan Halmahera sekitar tahun 2009, karena salah satu pekerja di perusahan PT Pantunggal yang bergerak di bidang pengelolaan kayu dengan jabatan sebagai seorang surveyor, dimana dirinya bertugas melakukan survei lokasi untuk kebutuhan perusahaan tersebut.
Namun usai melaksanakan tugas, Opa Djado disebut masih memilih tinggal di Kao Teluk hingga akhirnya dibantu oleh Presiden Direktur (Presdir) sekaligus Owner PTNHM, Haji Robert Nitiyudo Wachjo melalui tim PTNHM untuk dipulangkan ke Palu beberapa hari lalu.
Coordinator Tim Covid-19 PTNHM, Septian Sam pun menuturkan bahwa langkah pemulangan Opa Djado tersebut dilakukan setelah mereka menyampaikan informasi tersebut ke Haji Robert dan akhirnya direspon dengan meminta untuk segera melakukan penanganan dan mengurus pemulangannya.
“Jadi setelah kami mendapat mandat dari Pak Haji Robert, kami pun mulai mengurus kebutuhannya. Bahkan untuk dokumen pribadinya seperti KTP atau Keterangan lain terkait kelengkapan perjalanan telah diurus mulai dari Pemerintah Desa Kobok sampai di Dinas Capilduk Pemkab Halut,”katanya, senin (18/7).
Selain penangan adminstrasi lanjut Septian, Tim PTNHM bersama tim kesehatan PTNHM sempat membawanya ke RSUD Tobelo untuk memastikan kondisi kesehatan setelah berkoordinasi dan atas arahan dari Pak Dokter Kuncoro di Gosowong yang mana mengacu pada arahan dan instruksi Pak Haji Robert. “Opa Djado sudah sudah di tangani tim dokter dan perawat RSUD Tobelo dan sekaligus dikejutkan dengan kedatangan anak ke 4 bersama suaminya dari jakarta datang ke Halut untuk menjenguk serta berniat menjemput untuk dibawa pulang ke Palu, dimana pertemuan pun berlangsung penuh haru,”ujarnya.
Sebelumnya Septian menuturkan bahwa kisah pertemuan Opa Djoda dengan tim PTNHM berawal pada tanggal 13 Juli 2022 pagi, Opa Djado berjalan bertatih-tatih memegang tongkat ke Front Gate Gosowong PTNHM sembari membawa sepotong kardus kecil bertuliskan “Opa minta tolong kalau ada doi satu dua rupiah Saya minta untuk beli obat dan ba suntuk sama dokter”.
“Jadi setelah melihat kondisi Opa Djado, kami pun mengajaknya duduk dan meminta keterangan tempat tinggal dimana, sakit apa, asal dari mana pertanyaan tersebut beliau jawab kemudian segera setelah itu tim bergegas untuk antar pulang ke rumah sekaligus lakukan tinjauan rumah. Setelah sampai di rumah ternyata kondisinya benar-benar sangat memprihatinkan, karena tidak terurus. olehnya itu di sore hari kami coba arahkan Tim Kesmas untuk bersama-sama lakukan pembersihan dan pembenahan sekaligus pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan pemberian obat,”ujarnya.
Setelah selesai pembersihan menurutnya, Opa Djado pun menyampaikan pesan ke Tim PTNHM bahwa dirinya ingin pulang. “Opa Djado sampaikan pesan yang di tujuan ke Pa Haji Robert, isi pesan beliau adalah Pak Haji Tolong Bantu Saya, Saya mau pulang ke Kampung (Palu) dalam satu atau dua hari kedepan jika saya sudah sembuh,”ungkap Septian meniru pesan teks Opa Djado.
Septian pun menceritakan bahwa setelah mengetahui keinginan Opa Djado dan mendapatkan arahan dari Haji Robert, Tim PT NHM pun bergerak untuk mencari tahu sanak family Opa Djado dengan meminta bantuan dari rekan-rekan TNI-Polri.
“Komunikasi yang kami lakukan adalah menghubungi rekan-rakan TNI-Polri, akhirnya lewat salah satu anggota Kodim 1508/Tobelo Bapak Capt Inf. Muhammad Ali yang kebetulan berasal dari Kota Palu, memfasilitasi serta menindaklanjuti informasi tersebut dengan berkoordinasi dengan pihak TNI yang ada di kota Palu dan selanjutnya kami di berikan nomor kontak salah satu Lurah di Kota Palu tepatnya Lurah Tatura Utara. Lewat dari Lurah TU tersebut, beliau komunikasikan di semua grup kelurahan di kota Palu pada hari Kamis 15 Juli 2022,”terangnya.
“Waktu berselang 1×24 jam tepatnya di hari jum’at siang setelah Ba’dah Jum’at tiba² panggilan nomor baru masuk di hp kami, setelah kami menjawabnya tak di sangka suara tangisan dari telpon tersebut sambil bertanya nama kami dan kemudian menyampaikan bahwa foto yg di sebar tersebut adalah ayah tercinta dari mereka yang selama ini di cari tapi tidak ketemu. Bahkan anak perempuan tersebut sempat datang ke Ternate pada tahun 2015 dan 2019 untuk mencari ayah mereka,”sambungnya.(dit)