HARIANHALMAHERA.COM–Sebagaimana tahun anggaran 2020 lalu, tahun ini Kabupaten Halut kembali mendapatkan bantuan pangan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP). Bantuan pangan ini diberikan dalam program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Halut M. Alwi Tutupoho, kegiatan P2L dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan/atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan.
“Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga,” ujarnya.
Disebutkan, sebagaimana petunjuk pelaksanaan, Kabupaten Halut masuk dalam zona 3 dengan jumlah bantuan sebesar Rp 75 juta per kelompok. Diama setiap kelompok terdiri dari 30 orang/anggota. “Untuk Halut saat ini ada 10 kelompok yang tersebar di Galela, Kao, dan Tobelo,” katanya.
Dijelaskan, di Desa Togawa termasuk kelompok yang berhasil dalam mengembangkan usahanya. Karena itu, ketersediaan pangan di Halut hingga tiga bulan ke depan masih aman. “Bahkan produksi menumpuk sehingga terkadang sisanya dijual ke luar daerah, seperti ke Jailolo, Bacan, bahkan Manado,” ujarnya.
Demikian pula kelomok di Desa Margomolyo, Kao Barat. Sekira 900 ton padi yang dihasilkan. Untuk skala kabupaten, jumlah itu sangat berlimpah. “Setelah didistrubusi ke sejumlah pasar di Halut, sisanya dijual ke daerah lain di Maluku Utara,” terangnya.
Senada diutarakan Sekretaris Desa (Sekdes) Makarti Edi Yanto. Menurutnya, pandemi covid-19 turut mempengaruhi penjualan beras di halut. Sehingga untuk mencegah penumpukan, sebagian dijual ke daerah lain. “Ke depan tentunya pemerintah bisa membantu petani dalam distribusi hasil pangan ini,” pintanya.(tr-05/fir)
Good
Good