HARIANHALMAHERA.COM– Kepala Puskesmas Dokulamo, Chuck Francky Montolalu, akhirnya buka suara soal dugaan kasus manipulasi data jasa BPJS Kesehatan hingga palsukan pangkat. Tudingan tersebut dibantah lantaran informasi yang beredar adalah keliru.
Kapus Dokulamo, Chuck, pun menuturkan bahwa masalah tersebut sebenarnya sudah dibahas bersama tenaga kesehatan (Nakes) dalam pertemuan mini lokakarya (Minlok) beberapa hari lalu dan dinyatakan selesai.
“Jasa BPJS Puskesmas Dokulamo itu sebesar 15 juta dengan jumlah pegawai sebanyak 36 orang. Seluruh Nakes sudah diterima hak jasa medik itu, dan telah ditandatangani dalam daftar,”katanya, Kamis (2/10).
Mencuatnya masalah tersebut lanjutnya, mungkin bendahara Puskesmas Dokulamo khilaf, sehingga tidak melakukan update data penerima. “Mungkin bendhara khilaf updta data, karena sistem daftar terima sudah otomatis melalui excel,”ungkapnya.
Besaran jasa medik menurutnya, tidak dipengaruhi oleh golongan maupun pangkat, melainkan dihitung berdasarkan strata pendidikan seperti D3, S1, S2, masa kerja, kehadiran dan program yang dipegang oleh masing-masing Nakes.
“Jadi agak keliru kalau dibilang palsukan golongan, karena semakin tinggi pendidikan, semakin lama masa kerja, serta semakin rajin hadir maka nilai jasa yang diterima juga lebih besar. Selain itu, setiap program yang dipegang Nakes memiliki poin tersendiri, satu program 10 poin, dua program 20 poin, tiga program 30 poin,”jelasnya.
Kapus Dokulamo pun menduga bahwa kelalaian bendahara dalam memperbarui daftar penerima, sehingga membuat sejumlah Nakes yang sebelumnya memegang beberapa program tetap tercatat, padahal di tahun berjalan hanya mengelola sedikit program dan hal inilah yang kemudian memicu protes.
“Seharusnya sebelum daftar itu dibagikan, Kapus melakukan pengecekan akhir. Saya akui ini kelalaian, dan sudah saya sampaikan di Minlok. Ini jadi pelajaran bagi kita semua agar ke depan tidak terulang lagi,”tegasnya.(cal)