HARIANHALMAHERA.COM–Sejumlah aktivis pemuda Halut menyesalkan adanya narasi provokatif yang beredar lewat postingan media sosial. Salah satunya Mutlaben Kapita. Dia bahkan tak habis pikir narasi itu justru dikeluarkan oleh seorang akademisi salah satu kampus terkemuka di Maluku Utara (Malut).
“Jaga lisan dan tulisan di media sosial yang konstruktif terhadap pemilih dan umumnya untuk kedua pihak pendukung,” kata Mutlaben.
Dia menilai, sebagai kaum intelektual harusnya sadar akan identitas yang melekat. Mahasiswa, sarjana, politisi, apalagi akademisi, harusnya membangun narasi yang edukatif dan menyejukkan, bukan sebaliknya narasai yang membuat keruh situasi politik jelang Pemilihan Suara Ulang (PSU).
“Secara pribadi saya menilai isi postingan itu sangat provokatif dan sudah mengandung SARA. Apalagi informasinya, si akademisi itu menjadi bagian dari tim sukses salah satu pasangan calon. Memang ini harus diseriusi aparat kepolisian,” tegasnya.
Menurut Mutlaben, apa yang terjadi di Halut selama ini, tidak lain akibat politik itu sendiri. Masyarakat yang menjadi korban atas kepentingan politik. “Saya bangga, saat ini masyarakat Halut sudah cerdas. Masyarakat Halut tidak ingin lagi dibenturkan hanya karena pertarungan politik,” tegasnya.
Apa yang dikatakan Mutlaben, memang tampak dari perhelatan Pilkada sejak tahun kemarin. Meski di media sosial sedikit ‘panas’, namun dalam kehidupan bermasyarakat, tampil nilai-nilai saling menghargai pilihan antar sesama warga.
“Sekali lagi, sebagai akademisi baiknya bangun narasi politik yang memiliki nilai edukasi buat pemilih terutama pada pemegang daulat di lima TPS. Itu lebih bermanfaat Daripada memuat postingan yang tidak mencerminkan sebagai akademisi. Karena meskipun saat ini kapasitas selaku tim sukses, namun tidak boleh lupa status menyandang sebagai pengajar di perguruan tinggi. Dan itu harus dijaga dan dihargai,” tandasnya.
“Sebagai komentar penutup, boleh kita berbeda pilihan politik, tetapi tetap kita menjaga Hibua Lamo sebagai simbol perekat antar sesama. Sebab, siapapun yang terpilih nanti adalah pemimpin daerah kita semua,” tegasnya.
Diketahui, dosen perguruan tinggi di Malut yang mengunggah narasi provokatif lewat sosial media, terinformasi sudah dilaporkan ke Polres Halut. Laporan tersebut disampaikan Apriyanto R Gihidemo SH dan Reli J Laike SH MHum.
Dikutip dari beritadetik.com, dalam foto terlihat Kapolres Halut AKBP Priyo Utomo Budi Santoso menerima laporan dari pelapor. “Kami segera menindaknya. Untuk kasus postingan akun ini sudah ada pengaduan dan sekarang dalam penanganan reskrim,” kata kapolres.(san/fir)