Halut

Narkoba, Seks Bebas, HIV/AIDS; Ancaman Generasi Muda

×

Narkoba, Seks Bebas, HIV/AIDS; Ancaman Generasi Muda

Sebarkan artikel ini
EDUKASI BAHAYA NARKOBA: foto bersama usai workshop peran media dalam penguatan Kabupaten Halut menjadi kabupaten yang tanggap ancaman bahaya narkoba.(foto: Sandro/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Narkoba, seks bebas, dan HIV/AIDS masih menjadi tiga masalah utama di kalangan generasi muda. Ketiga masalah ini saling berhubungan. Orang yang sudah terpengaruh zat adiktif (narkoba), berpotensi terjebak dalam pergaulan bebas. Ujung-ujungnya seks bebas dan berisiko terinfeksi virus HIV.

Inilah yang menjadi catatan dalam diskusi narkoba yang diinisiasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Halut di Hotel Kita, kemarin. Para peserta diskusi adalah para jurnalis yang kesehariannya melakukan kegiatan jurnalistik di Halut.

Sebagaimana penjelasan dr Doto V Ray Ray, persoalan HIV/AIDS di Kabupaten Halut saat ini menjadi kasus tertinggi. Hingga saat ini sudah mencapai 800 kasus. “Saya saat ini menangani laboratorium di Tobelo dan setiap saat menangani kasus HIV AIDS. Ini sangat memprihatinkan karena setiap tahun banyak kasus yang bermunculan. HIV AIDS juga perlu diperhatikan Pemkab Halut karena sudah menjadi masalah serius. Jika dibiarkan, maka kasus ini akan terus bertambah,” ujarnya,” dr. Ray Ray.

Dia menyebut, salah satu penyebab terjangkitnya penyakit ini akibat gonta ganti pasangan. Bahkan, dr Ray Ray mengindikasikan sudah ada hubungan sesama jenis di Halut. “Pergaulan bebas yang mendorong terjadinya seks bebas, salah satunya narkoba. Selain itu, minuman keras (miras). “Sekali lagi masalah seperti ini sudah harus diperhatikan Pemkab Halut dan pihak Kepolisian. Kami setiap tahun mendapatkan kasus yang berbeda, dan ini terjadi di Halut,” terang mantan Kepala Puskesmas Tobelo ini.

“Data klasus penyalahgunaan narkoba di Malut pada 2019 sebanyak 2.465 kasus degan, prevalensi 0,20 persen. Jumlah ini memang menurun dibanding 2017 sebanyak 13,181 prevalensi 1,50 persen, kemudian 2014 sebanyak 14,588 kasus dengan prevalensi 1,85 persen, tahun 2011 dengan 12,916 kasus, prevalensi 1,65 persen.

“Hanya saja, penurunan angka tersebut masih dikategorikan sangat tinggi. Demikian pula kasus HIV/AIDS juga saat ini meningkat dengan drastis di Halut. Ini perlu ditindaklanjuti oleh pihak yang menanganinya, agar tidak menyebar ke yang lain,” pintanya.

Sementara itu, Kepala BNNK Halut Maximillian Sahese AP, sangat berharap peran media sebagai penyebar informasi, agar bisa turut membantu pemerintah untuk ‘menyelamatkan’ generasi muda dari bahaya narkoba. “Dia sangat berharap Halut ke depan bisa menjadi kabupaten yang tanggap narkoba,” kata Maximillian melalui paparnya.

Media, lanjutnya, diharapkan bisa memberikan edukasi terhadap masyarakat, khususnya generasi muda akan bahaya narkoba. “Narkoba ibunya kejahatan. Jika seseorang sudah mengonsumsi narkoba, peluang dia melakukan hal- hal yang tidak diingin, sangat besar. “Coba lihat di Halut, tidak sampai seminggu ada saja yang kasus penangkapan penyalahgunaan narkoba,” terangnya.

Ditambah Dr Doto Ray-Ray yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Halut, bahwa narkoba jelas sangat berbahaya. “Persoalan narkoba bukan hanya tanggung jawab BNN, namun tanggung jawab kita bersama,” pungaskanya.(cw/tr-05/san/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *