Halut

Pasien DBD Terus Bertambah, Satu Dilaporkan Meninggal Dunia

×

Pasien DBD Terus Bertambah, Satu Dilaporkan Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Nyamuk DBD (Foto : Net)

HARIANHALMAHERA.COM– Korban serangan nyamuk Aedes aegypti di Halmahera Utara (Halut) terus bertambah. Kini, aedes yang membawa virus dengue itu tidak sekadar kejadian luar biasa (KLB). Halut, khususnya Tobelo sedang darurat demam berdarah dengue (DBD).

Penelusuran yang dilakukan Koran ini, jumlah koban DBD di Halut terus memenuhi rumah sakit umum daerah (RSUD). Paling banyak anak-anak. Bahkan, banyak korban yang harus antri untuk mendapatkan perawatan di unit gawat darurat (UGD).

Pihak rumah sakit pun terpaksa meminta bantuan TNI-Polri. Ini terlihat dari ketersediaan velbed atau tempat tidur prjurit yang dipakai pr pasien untuk mendapatkan pertolongan pertama di UGD.

Diretktur RSUD Irwanto Tandaan, mengakui pihaknya meminta bantuan Kodim 1508 Tobelo dan Polres Halut. Menurutnya, sejak beberapa hari terakhir RSUD dikejutkan dengan banyaknya pasien yang terserang virus dengue.

“Ia beberapa hari kemarin (membludak, red). Banyak pasien anak-anak. Karena ranjang di UGD tidak mencukupi, kami langsung meminta bantuan untuk penyediaan velbed dari Kodim dan Polres untuk dipakai sementara memeriksa pasien,” jelas Irwanto, saat dikonfirmasi via telepon, kemarin.

Disinggung jumlah pasien yang saat ini ditangni RSUD Tobelo, Irwanto mengaku belum mendapatkan jumlah yang pasti. Menurutnya, jumlah saat ini sudah pasti bertambah dari jumlah yang disebutkan lalu, yakni 332 kasus.

“Jumlah pasien masih didata. Karena datanya terus berubah setiap hari akibat psien yang masuk. Jadi, masih di-update terus. Kami belum bisa memperkirakan, namun yang psti jumlahnya bertambah,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Halut Muhammad Tapi Tapi mengatakan, penderita DBD selain rujuk ke RSUD Tobelo, juga ada sekira 17 puskesmas yang sedang menangani pasien DBD rawat inap.

“Berapa banyak pasien  di puskesmas juga masih sedang di data,” singkat Muhammad, tanpa merinci puskesmas mana saja yang menangani rawat inap pasien DBD.

Dia menambahkan, saat ini kegiatan pemberantasan nyamuk DBD melalui pengasapan (fogging) terus dilakukan. Selain foging, Dinkes juga menyosialisasikan melalui pengumuman dan edaran di sejumlah desa di Halut untuk pemberantasan sarang nyamuk.

“Paling penting pemberantasan sarang nyamuk. Yakni, melalui 3M plus. Ini yang harus dilakukan masyarakat. Karena fogging hanya sebatas membunuh nyamuk dewasa. Karena itu, tempat-tempat yang menjadi pengembang biakkan nyamuk aedes harus diberantas. Kalau tidak nyamuk ini akan terus berkembang,” tegasnya.

Ia pun meminta kesadaran seluruh masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitar. “Ini harus dilakukan. Butuh peran semua pihak, tidak hanya pemerintah. Mari jaga lingkungan tetap bersih, jangan ada wadah yang bisa menampung air dan menjadi tempat nyamuk berkembangbiak,” pungkasnya.(fik/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *