Halut

Penumpang Lintas Mulai Trauma

×

Penumpang Lintas Mulai Trauma

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Foto : Net)

HARIANHALMAHERA.COM– Kasus perampokan, pemerkosaan disertai pembunuhan berencana terhadap Gamaria W Kumala (Kiky), ternyata memberikan pengaruh cukup besar bagi sebagian warga pengguna jasa transportasi angkutan darat khususnya rute Tobelo-Sofifi.

Sebab, pasca kasus yang merenggut nyawa gadis 19 tahun warga Desa Tahane Kecamatan
Malifut itu, warga yang hendak menuju ke Tobelo dari Sofifi maupun sebaliknya, mulai trauma dan takut bepergian seorang diri.

Imbasnya, penurunan penumpang pun begitu dirasakan para sopir angkutan lintas terutama yang berplat kuning. Meski mobil yang dipakai pelaku berplat hitam dan yang bersangkutan juga tidak dikenali para sopir Tobelo-Sofifi.

“Penumpang banyak pilih menginap di Sofifi, nanti besok pagi atau siang baru berangkat ke
Tobelo,” cerita, Daeng, salah satu sopir Tobelo-Sofifi saat bebrincang dengan Harian
Halmahera di dalam mobil saat perjalanan dari Sofifi ke Tobelo sore kemarin.

Kalaupun berangkat, para calon penumpang lebih banyak milih di waktu-waktu tertentu seperti pagi dan siang itu pun dengan sopir yang sudah dikenal. “Kalau penumpang langganan tidak ada masalah. Yang trauma ini banyak penumpang umum,” ujaranya.

Menurunnya penumpang lintas Halmahera memang dirasakan langsung Harian Halmahera. Buktinya, saat bertolak dari terminal Sofifi sore sekitar pukul 17,00 WIT, hanya Koran ini satu-satunya penumpang yang ada. “Padahal, saya di terminal sejak jam 12 siang,” ucap pria kelahiran Makassar itu.

Dia terpaksa memilih kembali ke Tobelo meski hanya dengan satu penumpang ketimbang
bermalam di Sofifi dengan pertimbangan menghemat ongkos. “Kalau bermalam di Sofifi, torang harus kase kalur doi Rp 100 ribu, untuk makan dan lain-lain. Jadi lebih baik pulang (Tobelo, red),” tambahanya.

Amatan koran ini di Terminal Sofifi sore kemarin, memang banyak angkutan rute ini yang
terpakir menunggu penumpang. Padahal, menurut Daeng, pada Minggu sore biasanya
penumpang rute ini cukup banyak. “Yang ramai itu Minggu sore dan Jumat sore. Dua hari itu biasanya jam lima sore mobil ke Tobelo di Sofifi so sedikit,” katanya.

Namun, kondisi tersebut mulai berubah pasca kasus pembunuhan Kiky terjadi. Dimana, banyak sopir yang harus menunggu berjam-jam di terminal Sofifi. “Bahkan ada beberapa sopir yang sudah dua malam menginap di Sofifi karena tidak ada penumpang,” katanya.
Sejak menjadi sopir angkutan umum lintas Halmahera mulai trayek Tobelo-Sidangoli hingga beralih ke Tobelo-Sofifi, dia mengaku baru kali pertama persitiwa pembunuhan ini terjadi di rute Tobelo-Sofifi. Karenanya, dampakanya memang baru pertama dirasakan para sopir.

“Jangankan pembunuhan, kecelakaan lalulintas saja hampir jarang terjadi,” akuinya.
Diakui, sekalpun ada kecelakaan lalulintas yang terjadi di rute ini, namun tidak berdampak
signifikan terhadap jumlah penumpang. Olehnya, dengan terjadinya kasus pembunuhan ini, dia sendiri tidak bisa memastikan sampai kapan dampaknya akan berakhir. “Sepertinya akan lama,” katanya memprediksi.

Terlepas dari itu, dia dan rekan-rekan se profesi berharap M Irwan Tutuwarima alias Ronal (35) pelaku pembunuhan terhadap Kiki dihukum seberat-beratanya. Sebab, selain berdampak psikologis kepada warga yang akan menggunakan jasa angkutan darat, hal itu juga warning keras para oknum-oknum sopir nakal.

Meski mobil yang dipakai berplat hitam, dia meyakini pelaku bukanlah para sopir lintas terutama Tobelo-Sofifi. Sebab, jangankan sopir yang lain, dia yang sudah belasan tahun berporfesi sebagai sopir lintas Tobelo-Sofifi pun tidak mengenal sosok Ronal.

Karenanya, para sopir Tobelo-Sofifi ini pun kesal, bahkan ingin menghajar pelaku andai saat itu ditemukan. “Kemarin kalau bukan polisi yang dapa kamuka kong torang sopir-sopir oto, mangkali dia (pelaku, red) mungkin tidak selamat,” kesalnya.

Bukan hanya Sofifi-Tobelo, sepinya penumpang juga terjadi rute sebaliknya, Tobelo-Sofifi.
Banyak sopir yang mangkal di pangkalan berjam-jam menunggu penumpang. Beberapa sopir yang menjadi langganan Harian Halmahera ketika dihubungi sore kemarin mengaku masih menunggu penumpang di pangkalan Tobelo. “Coba ke terminal, sapa tau ada
oto (mobil) yang mau berangkat,” terang Iwan, salah satu sopir Tobelo-Sofifi ini menyarankan.

Bagi Iwan, tidak biasanya dia antri menunggu penumpang hingga sore hari. Padahal, setiap
hari, dia selalu berangkat menuju Sofifi pada pagi hari dan kembali lagi ke Tobelo pada sore hari itu juga.

Untuk menghapus trauma calon penumpang pasca kasus pembunuhan Kiki, Daeng menilai
harus ada langkah pembehanan dan penertiban yang dilakukan organisasi sopir lintas bersama pihak terkait.

Salah satunya adalah dengan membekali seluruh sopir dengan kartu identitas. Layaknya taxi di kota-kota besar, kartu identitas sopir itu wajib di tunjukan kepada penumpang.
Selain itu, penertiban angkutan-angkutan berplat pribadi (hitam) juga harus segera dilakukan.

“Kalau tidak begitu, sulit mengembalikan kepercayaan penumpang,” katanya.
Dia juga menyarankan kepada calon penumpang agar jeli memilih angkutan dan tak lupa
mencatat plat nomor mobil sebelum bepergian. “Carilah mobil yang berplat kuning,” pintanya.
(pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *