HARIANHALMAHERA.COM–Upaya untuk menyatukan kembali dua kubu pengurus Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH) rupanya masih terus dilakukan sejumlah pihak. Selain tim rekonsialisasi yang dibentuk oleh internal GMIH untuk menyatukan sengketa GMIH hingga keterlibatan Pemkab Halut dalam mencari jalan tengah maupun peran FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Halut untuk mendamaikan kedua kubu yang sampai saat ini masih berlanjut meski terkesan jalan ditempat, ternyata masalah ini ikut menjadi perhatian khusus Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI).
Sebagai bukti keinginan PGI dalam upaya menyatukan kembali dua kubu GMIH, yakni senin (4/4) kemarin, Ketua umum PGI, Pdt. Gomar Gultam, telah berkunjung ke Kabupaten Halut yang merupkan pusat sengketa GMIH. Tak tanggung-tanggung, Pdt. Gomar pun menegaskan bahwa tujuan utama kehadirnnya adalah upaya satukan GMIH melalui jalur mediasi.
“Kehadiran saya disini adalah dalam rangka mediasi dan bagaimana mengajak kedua kubu GMIH yang berbeda pendapat untuk tetap pada semangat persatuan,”katanya saat berada Marahai Park Hotel, Desa Wosia Kecamatan Tobelo Tengah.
Menurutnya, salah satu langkah untuk mencairkan kisruh GMIH adalah semua pemangku GMIH harus lepaskan sikap ego termasuk kelompok elit tertuny yang berkepentingan di GMIH pun perlu membuka diri.
“Secara oraganisasi MPH PGI berharap agar dua kubu GMIH bisa bersatu tanpa harus melihat kebelakang, artinya kita bisa saja melihat ke belakang tapi untuk sebagai bahan perenungan. Kalau kita mau bersatu maka semua kepentingan elit tertentu harus ditanggalkan dan menempatkan Kristus sebagai satu-satunya kepala Gereja. Saya rasa ada harapan dan kerinduan besar dari jemaat untuk Bersatu,”ujarnya.
Ketum PGI juga menuturkan bahwa kedatangan mereka Halut adalah bagian dari menyambut prakarsa Bupati Frans Manery dalam upaya mempersatukan GMIH dengan membentuk tim rekonsiliasi.
“Sebagai PGI, kami juga sangat merindukan kebersamaan semua gereja-gereja di Indonesia, sebab kita bersatu saja masih menghadapai berbagai tantangan yang berat apalagi kita terpecah-pecah.
Dia pun meminta elit GMIH pada kubu sedianya melepaskan ego dan utamakan pikiran yang jernih untuk melihat jemaat yang menjadi korban dalam persoalannya ini. “Saya berharap kedua belah pihak lepaskan kepentingan, artinya kalau kedua belah pihak masih saling mempertahankan ego terkait dengan legitimasi organisasi dan juga kasus hukum yang terjadi saling melapor maka proses ini tidak akan selesai sampai disini,”jelasnya.(dit)