HARIANHALMAHERA.COM– Puluhan masa aksi yang tergabung dari sopir angkutan kota (angkot) dan Organisasi Mahasiswa Nasional Indonesia (GMIN) Cabang Halamhera Utara, kamis (1/9) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Halut. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sekaligus keluhan masalah kekurangan stok BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga berdampak antrean panjang yang masih terus terjadi.
Selain di kantor Bupati Halut, masa aksi juga melakukan orasi di depan Polres Halut untuk mendesak kepolisan mengusut dugaan penimbunan BBM dan penertiban pengisian di SPBU, karena terindikasi permainan BBM di SPBU.
Koordinator aksi, Wison Musa, mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan aspirasi soal kelangkaan BBM, karena dugaan bahwa oknum-oknum di Pertamian maupun SPBU melakukan penimbunan.
“Kami GMNI akan bersama rakyat untuk mengawal kegiatan ini dimana rakyat masih tertindas, maka kami akan bersama dengan rakyat untu mengawal masalah ini karena dampak dari kenaikan BBM akan berdampak pada masyarakat kecil,”katanya.
Kenaikan harga BBM ini terutama soal pengaturan subsidi BBM menurutnya, memang kebijakan Pemerintah Pusat tetapi pada prinsipnya dibutuhkan kerja dan peran dari Pemerintah Daerah agar peruntukkannya tepat sasaran.
“Dari data bahwa ada penimbunan minyak di berbagai SPBU, sehingga terjadi kelangkaan minyak dan menyebabkan kegiatan masyarakat terganggu dimana Penyelewengan itu berdampak pada masyarakat sehingga masyarakat tidak dapat mengakses BBM bersubsidi tersebut,”ungkapnya
“Melalui kesempatan ini kami meminta kepada pihak penegakan hukum untuk segara Melaksanakan Razia BBM serta usut tuntas mafia minyak untuk kepentingan bisnis dan usaha lainnya serta kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan pertanggungjawaban terhadap kelangkaan BBM tersebut,”sambungnya.(sal)