HARIANHALMAHERA.COM – Ketakutan pada penularan 2019-novel coronavirus (2019nCoV) melanda berbagai negara. Kemarin (27/1) pemerintah Malaysia melarang kunjungan turis dari Wuhan dan kota-kota lain di sekitarnya. Malaysia tidak akan mengeluarkan visa lebih dulu untuk penduduk dari wilayah tersebut. Sejauh ini, sudah ada empat orang yang positif tertular di Malaysia.
Pemerintah Jerman juga mendesak penduduknya agar tidak pergi ke Tiongkok lebih dulu. Mereka berencana mengevakuasi penduduk Jerman yang berada di Wuhan. Tindakan serupa sudah dilakukan AS dan Prancis. Saat ini masih ada 4.096 turis yang terjebak di Wuhan.
Hingga kemarin, pencegahan penularan virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, itu belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Sebaliknya, penularan virus yang ditengarai berasal dari binatang liar tersebut kian meluas.
Baca Juga Siap-Siap Evakuasi WNI dari China
Hingga pukul 23.00 malam kemarin, sebanyak 82 orang telah kehilangan nyawa akibat 2019-nCoV. Selain itu, 2.821 orang positif tertular di Tiongkok saja. Tidak termasuk wilayah otonomi khusus Hongkong dan Makau. Total di seluruh dunia ada 2.883 kasus.
Versi para peneliti, jumlah itu hanyalah ujung gunung es. Akademisi di University of Hong Kong (HKU) memperkirakan, hingga Sabtu (25/1) sudah ada 43.590 orang yang tertular virus tersebut di Wuhan saja. Itu termasuk orang-orang yang penularannya masih dalam tahap inkubasi alias tidak menunjukkan tandatanda. Mereka yang sudah menampakkan tanda tertular mencapai 25.630 orang. ’’Jumlah itu akan naik dua kali lipat sekitar enam hari ke depan,’’ ujar Dekan Fakultas Kedokteran HKU Gabriel Leung seperti dikutip South China Morning Post. Dia menggunakan penghitungan matematis berdasar kasus-kasus di seluruh dunia.
Leung mengungkapkan, penularan dari manusia ke manusia sudah terjadi di kota-kota besar di Tiongkok. Dia meminta semua orang bersiap karena virus itu akan menjadi wabah global. Dia memperkirakan, infeksi di lima kota besar di Tiongkok akan mencapai puncaknya pada akhir April atau awal Mei. Lima kota tersebut adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, dan Chongqing.
Perkiraan akademisi HKU itu bisa jadi benar. Sebab, Wali Kota Wuhan Zhou Xianwang mengungkapkan bahwa sekitar 5 juta orang telah meninggalkan kota sebelum isolasi diberlakukan. Bisa jadi, mereka berada dalam tahap inkubasi.
Direktur Komisi Kesehatan Tiongkok Ma Xiaowei menjelaskan, periode inkubasi mencapai 10–14 hari. Pada tahap itu, seseorang sudah bisa menularkan virus ke orang lain meski dia tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
Kemarin Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Keqiang berkunjung ke Wuhan. Dia ditunjuk sebagai ketua satgas khusus penanganan 2019-nCoV. Pada saat bersamaan, Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berada di Beijing untuk membahas masalah virus tersebut dengan para pakar kesehatan dan pemerintah Tiongkok. Sampai kemarin, WHO belum mengeluarkan status darurat global.
Virus mematikan itu sejatinya muncul sejak akhir November. Namun, pemerintah Tiongkok baru memberi tahu WHO pada akhir Desember. Itu mengingatkan akan penularan severe acute respiratory syndrome (SARS) yang awal persebarannya sempat ditutupi pemerintah Tiongkok (jpc/pur)