HARIANHALMAHERA.COM– Kata orangtua, jika ingin anak tinggi bikin dia gemar berolahraga, khususnya basket dan renang. Dua olahraga itu bisa bikin tinggi badan anak. Benarkah?
Mengutip tempo.co, beberapa olahraga memang bisa membuat postur tubuh seseorang tampak lebih bagus dan memberi kesan tinggi. Tak hanya itu, olahraga yang dilakukan rutin pun membantu agar otot tidak kaku.
Pada olahraga basket, misalnya, gerakan-gerakannya sarat dengan lari jarak pendek, berhenti, dan melompat. Nyatanya, ketika melompat untuk mengoper atau memasukkan bola, berat badan justru menekan tulang dan otot.
Setelah melompat, pemain basket akan kembali mendarat. Ketika proses ini, lagi-lagi terjadi kompresi di tulang belakang. Kegiatan kompresi dan dekompresi selama bermain basket ini diklaim dapat menstimulasi aliran darah, bukan menambah tinggi badan seseorang.
Begitu pun dengan renang, Bukan olahraganya yang bikin tinggi, tapi memang mereka yang bertubuh tinggi akan cenderung memilih olahraga renang karena bisa lebih optimal.
Tangan, kaki, hingga punggung yang lebih panjang memberi mereka penampang yang lebih lebar untuk bergerak maju ke depan. Lihat saja rata-rata perenang di Olimpiade, setidaknya tinggi badan mereka adalah 188 cm untuk perenang pria dan 175 cm untuk perenang wanita.
Tubuh yang tinggi juga membuat para atlet renang bisa bergerak dengan lebih leluasa di dalam air. Tak hanya itu, mereka juga bisa melakukan berbagai gaya renang – punggung, dada, kupu-kupu, dan lainnya – dengan lebih mudah berkat tinggi badan.
Bandingkan saja dua atlet renang dengan tinggi badan berbeda. Perenang yang lebih tinggi akan bisa menjaga aliran air ke arahnya di level terendah. Sementara perenang yang lebih pendek tetap bisa melakukan hal yang sama, hanya saja tenaga yang dikeluarkan lebih besar. Konsekuensinya, dia akan mudah kelelahan.
Artinya, berenang pun bukan olahraga bikin tinggi. Tapi orang-orang bertubuh tinggilah yang mendapatkan manfaat dari postur tubuh mereka ketika berenang.(tpc/fir)