HARIANHALMAHERA.COM–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Provinsi Maluku Utara (Malut) mencatat sebanyak 26 rumah warga di 14 desa rusak berat akibat diterjang banjir 13 Juli lalu.
Sedangkan rumah yang mengalami rusak sedang 2 unit dan 1 rusak ringan. Secara akumulasi, ada 1.118 unit rumah warga dan fasilitas umum yang terkena dari dampak banjir ini.
Tidak hanya itu, tercatat juga tiga buah jembatan rusak dan 12 talud patah. Ini akibat dari 12 sungai yang meluap secara bersamaan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Kepala BPBD Malut Fehby Alting yang kini tengah berada di Sula mengaku, sudah turun ke desa-desa yang terdampak banjir diantaranya Desa Umaloya, Desa Pastina, Desa Waiipa, Desa Fogi, dan Desa Waihama.
Dia mengatakan, saat ini warga yang sempat mengungsi pada saat banjir sudah mulai kembali kembali ke rumah mereka masing-masing. “Pemerintah daerah sudah memberikan himbauan kepada masyarakat yang terdampak banjir kemarin. Hingga saat ini tetap memantau perkembangan,” katanya
BPDB Malut pun intens berkoordinasi dengan Pemkab Sula dalam rangka memastikan ketersediaan kebutuhan masyarakat khususnya sembako. “Sehingga kebutuhan dasar masyarakat terdampak ini kami penuhi kebutuhan dasarnya,”katanya.
BPBD Malut sudah menyiapkan bantuan berupa beras sebanyak 2.5 ton, Ratusan dus mie instan, gula, ikan kaleng, kopi dan teh.
Namun lantaran cuaca ekstrim, bantuan yang seharusnya tiba di Sanan 19 Juli 2022 harus tertunda keberangkatannya padahal bantuan sudah diangkut dalam kapal KM Permata Obi pada Senin (18/7). Meskipun masih tertahan BPBD tetap menunggu hingga cuaca membaik izin berlayar dari KSOP. (lfa/pur)