HARIANHALMAHERA.COM–Impian warga di Kecamatan Pulau Hiti menikmati aor bersih dari PDAM Ternate sepertinya masih harus tertunda.
Ini mengingat pembangunan pipa air bersih di bawah laut dari Sulamadaha ke Pulau Hiri yang direncanakan sebelumnya oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara, batal.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Air Tanah dan Air Baku, BWS Malut, Irwan Mohammad mengungkap ada dua faktor yang membuat pemasangan pipa air bersih bawah laut tak jadi dilakukan.
Pertama soal anggaran. Dimana, berdasarkan hasil perhitungan, proyek tersebut menelan anggaran kurang lebih Rp 100 Miliar.
Dengan biaya yang begitu besar, tentunya tidak seimbang dengan jumlah penduduk di Pulau Hiri.
Faktor kedua, terkat kedalaman laut. “Kedalamam laut juga bermasalah karena penyebrangan Ternate ke Hiri, palung laut dalamnya lebih 100 meter, ini jadi kendala juga kalau dibuat pipa bawah laut tekanan arusnya kuat,” terang Irwan.
BWS menurut Irwan telah menawarkan solusi untuk mengatasi krisis air di Pulau Hiri. Yakni melalui Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH).
Dimana, prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung.
Kemudian limpasan air yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh, akan disaring kembali sebelum di distribusi ke masyarakat.
Irwan mengaku SPAH ini, hanya menelan anggaran kurang lebih Rp 200 juta, mengingat sumber air di pulau Hiri yang juga berkurang.
Meski demikian, usulan tersebut juga belum pasti terealisasi menginga masuk melalui aspirasi DPR RI.
Sementara perwakilan DPR RI Maluku Utara saat ini, tidak ada satupun tergabung dalam Komisi V, yang menjadi mitra Kementerian PUPR.
” Jadi kalau tidak ada perwakilan juga agak susah. Apalagi sekarang untuk seluruh wilayah Indonesia, khusus SPAH ini, masih terblokir,” pungkasnya.(par/pur)
