HARIANHALMAHERA.COM– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara akan segera turun ke wisata Boki Manuru, Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) untuk melakukan investigasi air sungai yang diduga tercemar. Pasalnya, warna air sungai tersebut dilaporkan telah berubah menjadi cokelat.
Kepala DLH Malut, Fachrudin Tukuboya, mengatakan, secepatnya mereka akan turun mengambil sampel di sungai tersebut dan melakukan investigasi lebih lanjut di lapangan sekaligus rapat koordinasi dengan seluruh perusahan pertambangan yang tersebar di wilayah Halteng.
“Jika hasil investigasi kita nanti benar-benar pencemaran lingkungan dari dampak kegiatan pertambangan maka akan ada langkah tegas sesuai dengan kesepakatan kami dengan pertambangan,”katanya, Selasa (15/8).
Di lapangan nanti tim Investigasi lanjutnya, akan mengambil air sebagai sampel untuk di uji laboratorium agar memastikan sungai tersebut benar-benar tercemar dari aktivitas pertambang yang mana mengandung merkuri atau hanya tercemar banjir.
“Jadi kalau Rabu besok hasil investigasi sudah ada, maka air itu akan segera di uji apakah mengandung merkuri atau hanya karena banjir. Tentunya kami juga berharap ke teman-teman perusahan untuk bisa lebih proaktif, dalam rangka mengelola lingkungan di masing-masing perusahaan,”ujarnya.
Kondisi air sungai Sagea yang berubah warna tersebut menurutnya, ada kemungkinan terjadi penebangan hutan secara besar-besaran sehingga ketika hujan deras tanah pun terbawa banjir ke sungai tersebut.
“Tetapi semua itu menunggu hasil investigasi teman-teman DLH Kabupaten Halmahera Tengah, jadi belum bisa menduga yang di Boki Maruru itu akibat penebangan hutan atau aktivitas pertambangan,”ujarnya.(Ifa)