HARIANHALMAHERA.COM–Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Maluku Utara (Malut) yang seyogyanya disambut suka cita, tahun ini justeru menuai kekecewaan dari kalangan anggota DPRD Malut. Ketidakhadiran Gubernur Abdul Ghani Kasuba (AGK) dan wakilnya, M Al Yasin Ali, ditambah buruknya kinerja panitia HUT, adalah pemicunya.
Sekalipun berlangsung lancar, namun, upacara HUT Provinsi Malut ke-23 tahun yang dilanjutkan hingga Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Malut, mendapat banyak kritikan.
Yang paling disorot adalah, ketidakhadiran Gubernur Abdul Ghani Kasuba (AGK) dan wakilnya M Al Yasin Ali. Absennya dua pucuk pimpinan Pemprov ini membuat kesal anggota DPRD Malut.
Anggota Deprov dari PBB (Partai Bulan Bintag) Sofyan Daud mengatakan, HUT Provinsi merupakan agenda tahunan yang sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan dengan alasan mengikuti agenda lainnya. “Agenda-agenda lainnya harus menyesuaikan dengan agenda HUT Provinsi,” kesalnya.
Tanpa kehadiran Gubernur dan Wagub, maka bagi Sofyan yang juga tokoh perjuang pemekaran Provinsi Malut, tema “Malut Sinergitas Sofifi Mandiri” yang diusung pada HUT kali ini tak lebih dari slogan basa-basi.
Sofyan juga menyampaikan aspirasi dari para pejuang pemekaran Provinsi, berkaitan dengan sejarah yang diterbitkan dalam bentuk buku. Menurutnya, ini menjadi sebuah langka awal meski mungkin ada kelemahan – kelemahan.
“Apa kekurangan kata, sumber atau tokoh- tokoh yang terlibat dalam pemekaran yang tidak dapat disebutkan atau boleh jadi kekurangan karena dedikasi dan peran sejarah sangat penting secara kelsuruhan proses sejarah merupakan catatan yang terpenting mestinya ada blangko khusus dilakukan penyepurnaan khusus sejarah Provinsi Maluku Utara yang lebih obyektif.” terangnya
Selain Sofyan, Anggota DPRD Bakir Buamona pun turut geram dengan absnenya Gubernur dan Wagub. “Kenapa Gubernur dan Wagub tidak hadir, Ini harus diperjelas,Karena ini agenda penting, Kita kedatangan tamu istimewa dari jauh-jauh, tapi Gubernur dan Wagub malah tidak ada,”kata Bakie dengan nada lantang.
Sekprov Samsuddin A Kadir yang mimpin upacara HUT sekaligus membacakan pidato Gubernur di Paripurna Istimewa mengatakan, sedianya Gubernur sangat berkeinginan hadir, hanya saja bertepatan dengan agenda launching Sail Tidore di Jakarta yang tidak bisa ditinggalkan. “Pak wakil menghadir pembukaan MTQ Nasional di Banjarmasin Kalimantan Selatan,” singkatnya
Disamping ketidakhadiran Gubernur dan Wagub, sorotan lain yang datang dari DPRD adalah buruknya kinerja panitia HUT. Ini diutarakan Anggota Deprov Iskandar Idrus dalam interuspinya di paripuan kemarin.
Politikus PAN itu menyesalkan panitia yang tidak menyediakan akamodasi transportasi menunu Sofifi kepada para pejuang pemekaran Provinsi.
“Saya cuman mengingatkan tadi saya dari Ternate para pejuang pememaran itu naik speed saja tidak disiapkan panitia. Hari ini kita bicara para pejuang itu tidak diurus,” geram Iskandar.
Menurutnya, sampai menikmati di Provinsi sampai ke 23 Tahun ini atas jasa tokoh pejuang “Kita tidak mungkin duduk di tempat yang mewah ini kalau bukan mereka- mereka itu. Olehnya itu di forum yang terhormat ini sekali lagi saya ingatkan perlakukanlah para pejuang dengan baik jangan hanya catat dalam buku it. Itulah kenapa Negeri kita ini tidak pernah maju karena tidak ada penghargaan kepada pejuang – pejuang kita “,Tegasnya
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Karo Adpim) Rahwan K Suamba yang juga masuk dalam kepengurusan Panitia HUT beralasan adanya keterbatasan informasi dan terkendala teknis.
“Kita hargai dengan mengundang (para pejuang pemekaran), namun, karena keterbatasan informasi sebelumnya mau pakai kapal cepat hanya saja kita terkendala teknis,” dalih Rahwan. (lfa/pur)