HARIANHALMAHERA.COM– Belum dilunasinya utang obat-obatan di Kimia Farma senilai Rp 43 miliar oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesoirie, ternyata dikabarkan telah berdampak pada kesulitan mendapatkan obat oleh pasien peserta BPJS.
Direktur RSUD CB, dr. Alwia Assagaf, pun angkat suara terkait masalah tersebut. Alwia, menuturkan bahwa tidak ada obat yang didapat pasien BPJS tersebut hingga terpaksa membeli obat di luar, dikarenakan minimnya persediaan obat-obatan.
Kemudian dengan pemutusan pelayanan resep oleh Kimia Farma tersebut lanjutnya, maka rumah sakit harus menyediakan obat perbekalan farmasi.
“Sekarang kita lagi proses, kita sudah alokasikan anggaran walaupun anggaran kita minim tapi kita berupaya untuk membeli perbekalan farmasi,”katanya, rabu (24/5).
Masalah yang dihadapi saat ini menurutnya, para vendor mengunci akses untuk RSUD CB sehingga tidak bisa membeli obat dan perbekalan farmasi, dimana ini tidak terlepas dari utang.
Alwia mengaku bahwa saat ini RSUD CB tengah mencari vendor baru yang bisa menjual perbakalan farmasi ke RSUD dan ada yang bersedia akan tetapi persediaannya hanya sedikit, bahkan adapula yang prosesnya sangat lambat.
“Mungkin mereka sudah mendengar citra bahwa rumah sakit punya utang banyak dan kita tidak mampu bayar sehingga mereka mau kalaupun beli harus bayar,”ujarnya.
“Saya menghimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan kami juga mohon maaf atas pelayanan yang dilakukan rumah sakit saat ini,”pungkasnya.(Ifa)