HARIANHALMAHERA.COM–Dua tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda Indonesia termasuk Maluku Utara. Hampir semua sendi ekonomi pun terkena imbas. Namun tidak dengan sektor perikanan.
Sektor yang menjadi salah satu primadona Maluku Utara selain pertambangan ini ternyata tetap bergairah di tengah wabah pandemi. Buktinya, nilai tukar nelayan (NTN) dalam dua tahun terus tumbuh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut Abdullah Assagaf membeberkan, saat ini nilai NTN Malut 105,90 naik 5 persen dari tahun 2020 yaitu 100,97. Sedangkan nilai tukar pembudidaya (NTPi) yang tahun 2020 tercatat 100,65 kini naik menjadi menjadi 103,83.
Gairahnya NTP ini pun sekaligus menepis kekhawatiran DKP. “Awalnya saya sempat khawatir karena ada hantaman gelombang covid-19, namun ternyata nilai tukar nelayan meningkat,” katanya dalam jumpa pers, Senin (27/12)
Meski begitu, Abdullah menuturkan target produksi perikanan tahun ini masih jauh dari target yang ditetapkan. Produksi perikanan tangkap misalnya, dari target 356.375 ton, hingga kini realisasinya baru mencapai 293.214 ton.
Kemudian produksi budidaya yang ditargetkan 207.140 ton realisasinya baru 101.110 ton. “Dan target nilai ekspor perikanan Malut berdasarkan data dari BPKMP tahun 2021 mencapai 3.203.729. USD, angka ini melampaui target ekspor pada IKU yakni 2.000.000 USD,” kata Abdullah.
Sementara di aspek pendapatan memang menjadi perhatian serius DKP. Itu sebabnya, realisasi PAD di tahun 2021 telah melebihi target PAD yakni Rp. 342.854.985 yang bersumber dari Jasa Kepelabuhan dan 207.539.000 dari Izin Usaha Perikanan. ”Alhamdulilah untuk target PAD selama tahun 2021 telah tercapai bahkan melebihi dari yang ditargetkan,”pungkasnya.
Abdullah menjelaskan tahun ini, DKP telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dengan lima program utama diantaranya, pengelolaan perikanan tangkap, pengelolaan budidaya, penguatan daya saing produk Kelautan dan Perikanan, pengawasan sumber daya Kelautan dan Perikanan dan pengelolaan ruang laut. (lfa/pur)