HARIANHALMAHERA.COM – Terkonfirmasinya delapan awak Kapal Doro Londa positif Covid-19 memicu kekhawatirkan dari pihak LSM Rorano Malut akan munculnya penularan yang cukup massif.
Sebab, di atas kapal milik PT Pelni ini, terdapat ratusan penumpang yang dikhawatirkan telah melakukan kontak fisik. Apalagi, ada satu pasien reaktif Rapid Test yang meninggal di RSUD Labuha dan dipulasarakan dengan protokol Covid adalah penumpang kapal yang masuk di Ternate pada tanggal 16 April lalu itu.
Karena itu, Direktur Rorano Malut Asghar Saleh mendesak Gugus Tugas Provinsi agar segera berkoordinasi dengan PT Pelni guna meminta dukungan penangangan pasien positif di Ternate mengingat para awak kapal ini bukan warga Malut.
Disamping itu, meminta data penumpang lengkap dengan alamat untuk memudahkan tracking. “Karena sejauh ini data masih simpang siur. Benarkah ada 259 orang yang turun di Ternate ?,” terang Asghar dalam siaran persnya.
Dia menyebut, saat turun di pelabuhan A Yani Ternate 16 April, 167 yang sudah di Rapid Test dengan hasil 21 reaktif yang terdiri dari 19 ABK dan dua orang penumpang. “Sisanya yang non reaktif jika belum di Rapid Test untuk kedua kali maka segera dilaksanakan,” puntanya.
Begitu juga mereka yang belum sama sekali rapid test, diminta segera melaporkan diri ke Puskesmas/Kepala Desa/Lurah atau Gugus Tugas sehingga biasa di cek kesehatannya dengan Rapid Test, meskipun saat ini kondisi mereka sehat tanpa gejala
“Tindakan preventif harus secara tegas dilakukan terhadap penumpang Doro Londa. Sebab kabaranya ada yang lolos dari pemeriksaan juga harus mendapat perhatian,” terangnya seraya menyatakan keterbukaan dan kejujuran penumpang akan melindungi diri sendiri dan orang lain.
Untuk mempermuda tracking para penumpang, Rorano meminta Pemda agar segera menerbitkan instruksi berupa perintah untuk melakukan pelacakan penumpang yang diduga sudah menyebar ke seluruh wilayah Malut dengan melibatkan jajaran pemerintah hingga level terbawah.
“Dan ini sudah sepatutnya dinyatakan sebagai Kluster Baru secara Nasional. Belum lagi beberapa ABK dan penumpang yang masih menunggu hasil PCR di Malut maupun di daerah lain,” tegasnya
Rorano juga menyentil soal ketidaksamaan data yang dipublikasikan antara Gugus Tugas Provinsi Malut dengan gugus tugas nasional. Dimana, data gugus tugas provinsi tercatat ada tambahan 15 kasus baru dengan total pasien terkonfirmasi positif 41 orang sedangkan dan Gugus Tugas Nasional mencatat tambahan 14 kasus menjadi 40 kasus. “Ini harus segera diselesaikan secepatnya dan diumumkan ke publik sehingga tidak menimbulkan kebingungan dan kegaduhan,” pintanya. (pur)