HARIANHALMAHERA.COM–Melimpahnya sumber daya perikanan dan kelautan di Maluku Utara (Malut) menjadi salah satu alasan pemerintah pencanangkan program Lumbung Ikan Nasional (LIN) tahun ini di Provinsi Malut dan Malut.
Deputi Bidang Kordinasi Sumber Daya Maritim Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marvest) Safri Burhanuddin disela-sela kunjungan ke lokasi Wisata di Pulau Maitara Sabtu (13/3) menyebutkan, potensi ikan di kedua Provinsi ini setahun mencapai 14 juta ton melebihi dari Potensi Cadangan Nasional yang setahun mencapai 12,4 juta ton.
“Berarti sudah melebihi dari 20 persen. Sehingga pantas menjadi lumbung ikan. Karena yang dimaksud lumbung ikan bila Daerah tersebut mempunyai Potensi ikan lebih dari cadangan Nasional,” katanya.
Karenanya, lewat program LIN ini mengangkat kemakmuran warga Malut melalui Potensi Perikanan yang ada. Untuk memakmurkan Potensi Perikanan menurut dia, tentu harus ditata ulang terkait Tata niaga, Kemudian ditingkatkan dengan mengkonsentrasikan tempat pengolahan ikan agar biaya produksi dan biaya transortasinya menurun.
“Karena harga jual kan fix. Yang fariabel ini adalah biaya produksi dan biaya transportasi, sedangkan yang fiks biaya tangkap. Nah, kalau harga pasar fix maka biaya produksi dan biaya transportasi Kita usahakan turun supaya keuntungannya Meningkat. Agar meningkat nah Kita satukan produksinya di Ambon,” jelasnya lagi.
Sementara untuk Maluku pengapalan untuk berangkat, tapi olahnya bisa dilakukan di Malut. “Karena industri besarnya kita taru di Ambon. Tapi ikan-ikan fesrh bisa berangkat dari sini (Malut) langsung keluar Negeri melalui Bitung, sebab Ambon belum siap dan baru ada perpanjangan Bandara. Semua itu Kita siapkan dan Malut kita siapkan juga untuk langsung ke Internasional kedepan,” jelas Safri
dikatakan, Anggaran Pembabangunan LIN bersumber dari APBN Kemudian Dana Pinjaman dari Lembaga Oseanologi Nasional (LON). “Tetapi dana LON itu lagi dibahas, Dana Word Bank ini paling baru bisa jalan 2023,” tukasnya.
Sementara itu, Sekprov Malut Samsuddin a Kadir dalam sosialisasi program Maluku Lumbung Ikan Nasional (M-LIN) Jumat pekan kemarin mengatakan , Malut yang memiliki kurang lebih 70 persen wilayah laut, namun pengelolaan potensi perikanan dan kelautan masih dibawah 50 persen akibat kurangnya saran dan prasarana dibidang kelautan dan perikanan.
“Melalui Inpres nomor 7 tahun 2012, tentang industrialisasi perikanan, akhirnya pempus hadir dengan program M-LIN yang didalamnya terdapat provinsi malut, sebagai salah satu sentra produksi yang akan dibangun sarana dan prasarana sesuai dengan konsep penataan LIN,”ungkapnya.
Di Malut, terdapat satu Sentra Kawasan Perikanan Terpadu (SKPT) di Pulau Morotai, kemudian ada juga tiga SKPT yang diusulkan untuk dibangun yakni, SKPT Sofifi Kota Tidore Kepulauan, SKPT Bacan Kabupaten Halmahera Selatan dan SKPT Sanana Kabupaten Kepualau Sula.
“Dari pengembangan SKPT yang ada, diharapkan akan dikembangkan sarana dan prasarana yang memadai untuk kesejahteraan masyarakat nelayan dan pelaku usaha dibidang perikanan,”katanya
Memulai program M-LIN, dia berharap, akan menciptakan investasi dan lapangan kerja yang baru, kegiatan ekspor akan dilaksanakan langsung dari sentra industri ke luar negeri.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada deputi dan rombongan yang telah membawa anugrah besar bagi masyarakat maluku utara.”Sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi kam8, kedatangan bapak deputi dan rombongan diharapkan akan memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya masyarakat nelayan di maluku utara,”pungkasnya.(lfa/pur)