HARIANHALMAHERA.COM– Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin, bersama istrinya Hj Wury Ma’ruf Amin, Kamis (11/5), menghadiri seminar melacak jalur peradaban rempah dunia (Enrique Maluku) dengan tema “Pengeliling Dunia Pertama dari Tidore” di aula Nuku Kantor Walikota Tidore Kepulauan.
Wapres RI dalam sambutannya telah menyampaikan beberapa gagasan terkait rempah-rempah nusantara salah satunya rempah Maluku Utara, yaitu rempah tidak hanya sekedar komoditas unggulan ekonomi global, namun tetapi rempah adalah bangunan sejarah peradaban yang prural, jalur rempah menjadi gerbang pertukaran antara budaya dan ilmu pengetahuan yang mewadahi berbagai konsep, gagasan dan praktek yang melahirkan peradaban sehngga itu agenda revitalisasi rempah di Malut adalah sebuah keniscayaan yang harus menjadi prioritas pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan.
Kemudian tokoh sejarah Enrique Maluku lanjutnya, merupakan simbol jati diri dari rakyat Maluku yang terbuka, berpikir global, memiliki fisik yang tangguh dan wawasan nafigasi pelayaran yang unggul oleh karena itu perlu di dorong pusat-pusat penelitan di Malut dan Indonesia serta mengembangkan program pendidikan dan pelatihan ekonomi biru dalam rangka mewujudkan visi poros maritim dunia.
“Harus revitalisasi rempah Malut, sehingga itu kepada semua pihak untuk berkolaborasi memperjuangkan agenda jalur rempah sebagai warisan budaya UNESCO pada tahun 2024, Maluku Utara adalah titik NOL jalur rempah dunia,”katanya.
Mantan Ketua MUI Pusat ini menambahkan bahwa jauh sebelum Indonesia muncul sebagai sebuah nama bangsa dan negara, wilayah Maluku Utara sudah dikenal sebagai nusantara dengan berbagi anugrah sumber daya alam yang melimpah, yakni kekayaan rempah-rempah sehingga tak heran menarik para pedagang dari berbagai penjuru dunia menginjak kaki di nusantara.
Literatur kuno mencatat bahwa peran rempah nusantara lanjutnya, telah membentuk peradaban dunia sejak ribuan tahun yang lampau. Bahkan peneliti pun menemukan segenggam cengkeh pada wadah keramik yang terbakar di gurun pasir suriah di tepi sungai efrat pada tahun 1721 SM (sebelum masehi). Padahal cengkeh adalah tanaman asli yang tumbuh di kepulauan Maluku tentu hal tersebut membuktikan adanya aktifitas perdagangan yang bermula dari nusantara.
Kesuksesan masa silam ini menurutnya, bukan semata hikayat untuk anak dan cucu negeri ini melainkan juga menjadi semangat untuk menghidupkan kembali kejayaan bumi Moloku Kie Raha, dimana sejarah peradaban rempah nusantara menunjukan bahwa usaha manusia untuk berlayar mengelilingi bumi guna berburuh rempah telah berlangsung sebelum portugis dan spanyol melakukannya, bahkan bisa jadi pengeliing dunia pertama adalah penduduk nusantara dengan tujuan berdagang re,pah-rempah.
“Kajian kekayaan sejarah dan budaya bangsa Indonesia tentunya akan mempertebal kebanggaan akan jati diri bangsa dalam ikatan keIndonesiaan. Lebih jauh sejarah juga mencatat toko bernama enreque yaitu sosok yang mendampingi Ferdinan Magelang dalam misi ekspedisi mengelilingi dunia. Ferdinan Magelang sendiri tidak berhasil melaksanakan misinya, karena terbunuh dalam pertempuran dengan penduduk di Filipina,”ungkapnya.
“Enrique yang diduga kuat berasal dari Maluku kemudian melanjutkan perjalanan tersebut hingga tiba di Tidore dan dianggap telah berhasil mengelilingi dunia. Saya mengapresiasi penelitian untuk menggali informasi tokoh Enrique ini, penelitian ini akan meluasakan khazanah sejarah bangsa indonesia dan untuk membuktikan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang berkemajuan sejak dahulu kala,”sambunganya.(Ifa)