HARIANHALMAHERA.COM–Pengangkatan guru honorer di sekolah-sekolah jenjang SMA dan sederajat di Maluku Utara (Malut) ternyata kental dengan praktik nepotisme. Sebab, banyak guru honorer yang diangkat karena titipan kasek, bukan berdasarkan pada kebutuhan sekolah.
Temuan ini berdasarkan hasil verifikasi dan pendataan guru honorer selama sebulan yang dilakukan tim bentukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Malut. Temuan ini pun diakui Kadikbud Malut Imam Makhdy Hasan.
“Sekali lagi saya tegaskan yang namanya honorer bukan jatah. Honorer ditempatkan di sekolah berdasarkan kebutuhan bukan jatah Kepsek,” tegas Imam, Senin (28/9).
Bukan hanya soal nepotisme dalam pengangkatan guru honor, tim Dikbud juga menemukan banyak Kasek berstatus pelaksana tugas (Plt) yang menjabat selama dua hingga tiga Tahun.
Namun, jumlahnya berapa, Imam mengaku masih menunggu laporan yang sudah di infentalisir tim. “Setelah itu baru kita gelar pertemuan dengan Kepsek,” katanya.
Dikatakan, mindset Kepsek selama ini bahwa sekolah memiliki kuota guru honor daerah adalah keliru. “Makanya saya bilang jatah. Sekolah A dapat 10, sekolah B dapat 5. Bikiapa ngana dapat 10 kita dapa lima,” ucapnya.
Padahal Honor daerah ini hanya pelengkap apabila kekurangan guru itu pun masih dilihat penyebaran guru PNS, sebab di daerah kadang jumlah guru PNS mencukupi namun kenyataan honorer banyak ternyata penebaran guru yang tidak merata.
Imam menyebutkan, data guru honorer saat ini di angka 4000, karena ada Guru yang sudah berstatus PNS namun datanya tercatat sebagai honorer, namun ada juga honorer fiktif. “Kami akan membuat pertemuan, pertemuan pertama akan di panggil Kepsek Se Ternate, dan dihadiri Tim Penilai yakni, Sekprov dan BKD Malut,” terangnya. (lfa/pur)