HARIANHALMAHERA.COM– Pilihan Inter Milan menjadikan Antonio Conte sebagai allenatore musim ini sejauh ini terbayar. Nerazzurri menduduki capolista di Serie A dengan mengungguli mantan klub Conte, Juventus.
Pundi-pundi uang Antonio Conte meningkat pesat sepanjang musim panas ini. Selain
memenangkan gugatan atas tuntutan pemutusan kontrak oleh Chelsea pada musim panas
2018, Conte menerima gaji selangit sebagai pelatih baru Inter.
Dari Chelsea, pelatih kelahiran Lecce 50 tahun lalu itu berhak menerima gaji untuk sisa
semusim dari kontraknya atau senilai GBP 9 juta (Rp 154,89 miliar). Itu merupakan bayaran tertinggi pelatih di The Blues. Sementara itu, dari Inter, The Godfather –julukan Conte–mengantongi bayaran EUR 11 juta (Rp 169,6 miliar). Bayaran termahal dalam sejarah pelatih di Serie A!
Sebagaimana dilansir dari La Gazzetta dello Sport, Conte memecahkan rekor Jose Mourinho, juga sebagai allenatore Inter, pada periode 2008–2010. Mourinho yang mempersembahkan treble winners bagi Nerazzurri pada musim 2009–2010 menerima EUR 9 juta (Rp 138,26 miliar).
Tentu saja, Conte kini menyandang ekspektasi mengekor capaian Mourinho. ”Itu (bayaran
mahal Conte) jadi investasi terbesar Inter,” sebut Beppe Bergomi, mantan kapten dan allenatore tim Berretti Inter yang saat ini menjadi pandit Sky Italia. ”Dan, Inter sepanjang Agustus lalu telah memperlihatkan karakter Conte, karakter pemenang,” lanjutnya.
Bayaran Conte sangat jauh dibandingkan pelatih dengan bayaran termahal kedua di Serie A
musim ini, Maurizio Sarri. Allenatore Juve sekaligus suksesornya di Chelsea musim lalu.
Bayangkan, gaji Sarri hanya separo dari gaji Conte.
Bahkan, gaji Conte masih lebih banyak ketimbang gabungan gaji tiga pelatih klub top Serie A lainnya. Masing-masing Carlo Ancelotti dari Napoli (EUR 5 juta), Paolo Fonseca yang
menangani AS Roma (EUR 3 juta), dan juru taktik AC Milan Marco Giampaolo (EUR 2 juta).
Jika Conte berkibar di Serie A, Thomas Tuchel juga sedang berbahagia dengan jalinan kerja
samanya bersama Paris Saint-Germain (PSG). Musim panas lalu, PSG memperbarui kontrak
Tuchel selama semusim atau baru habis pada Juni 2021. Otomatis gaji pelatih berkebangsaan Jerman itu ikut naik. Dari yang awalnya EUR 5 juta (Rp 77 miliar) menjadi EUR 7,5 juta (Rp 115,45 miliar).
Kalau musim lalu Tuchel hanya membawa klub asal ibu kota Prancis itu meraih dua trofi, Ligue 1 dan Trophee des Champions, musim ini, setelah gajinya naik, tuntutan trofinya lebih banyak lagi.
Masalahnya, seperti diungkapkan mantan entraineur PSG Jean-Michael Larque, musim kedua Tuchel lebih terjal. Pada awal musim, pelatih 46 tahun itu dibuat tidak tenang seiring rencana hengkang dua superstar Les Parisiens, Neymar Jr dan Kylian Mbappe. Plus cederanya tandem Neymar-Mbappe di lini serang, Edinson Cavani.
Rekrutan baru PSG pun jauh dari nama top. ”Dia (Tuchel) tidak akan berhenti ’menangis’
sepanjang musim ini,” kata Larque kepada RMC Sport. Meski dikenal piawai meracik berbagai formasi, Larque menganggap Tuchel gagal meningkatkan performa individu anak asuhnya. Khususnya mereka yang berusia muda. ”Siapa yang berkembang? Apa (Alphonse) Areola (kiper, Red)? Dia kini malah pergi (ke Real Madrid). (Presnel) Kimpembe dan (Thilo) Kehrer (keduanya bek) juga stagnan,” kritiknya. (jpc/pur)