HARIANHALMAHERA.COM- Seandainya psikis timnas Denmark tidak terganggu karena cardiac arrest yang dialami Christian Eriksen, Kasper Schmeichel mungkin tak akan kebobolan oleh gol striker Finlandia, Joel Pohjanpalo.
Gol dalam matchday pertama grup B di Stadion Parken, Sabtu (12/6) itu tercipta 15 menit setelah restart. Danish Dynamite keok 0-1.
Padahal, ketika turun minum, para pemain Denmark tidak ingin melanjutkan pertandingan setelah apa yang menimpa Eriksen. Schmeichel mengungkapkan, timnya memang terpaksa melanjutkan pertandingan. Sebab, opsi lainnya juga tidak menguntungkan Denmark. Yakni, wajib menyelesaikan pertandingan keesokan harinya pada pukul 12 siang.
Schmeichel pun mengkritik tindakan UEFA. ”Keputusan diambil terlalu cepat. Dalam situasi darurat seperti itu, mereka (UEFA, red) semestinya menerapkan aturan dengan lebih luwes,” keluh kiper utama Denmark tersebut seperti dikutip HLN Sport.
Kalah dalam pertandingan perdana sekaligus kehilangan Eriksen di sisa Euro 2020 diakui Schmeichel sangat berat bagi Denmark. Apalagi, lawan Danish Dynamite berikutnya adalah Belgia diniharinnanti (siaran langsung RCTI/iNews/ON Channel HD/Soccer Channel/Mola TV pukul 01.00 WIT).
Belgia bukan hanya timnas ranking pertama dunia saat ini. Juga bukan hanya tim yang mengawali dengan menghancurkan Rusia tiga gol tanpa balas pada matchday pertama (13/6).
De Rode Duivels juga menjadi momok bagi Schmeichel karena gawangnya kebobolan enam gol dalam dua pertemuan di UEFA Nations League A tahun lalu. Danish Dynamite kalah 0-2 di Parken dan menyerah 2-4 di kandang Belgia.
Menghadapi Belgia sekaligus menghadirkan kontes ketangguhan di bawah mistar gawang antara Schmeichel dan Thibaut Courtois. Tiga tahun lalu, dalam penghargaan The Best FIFA Goalkeeper, keduanya masuk nomine bersama Hugo Lloris (Prancis/Tottenham Hotspur).
Hasilnya, Courtois menjadi yang terbaik dan Schmeichel finis buncit. Di Piala Dunia 2018, Courtois juga sukses memenangi kiper terbaik turnamen meski kebobolan lebih banyak ketimbang Schmeichel.
Namun, sepanjang musim lalu, Schmeichel punya capaian lebih baik ketimbang Courtois. Schmeichel memenangi Piala FA bersama Leicester City, sedangkan Courtois nirgelar dengan Real Madrid. Meski, jumlah clean sheet Si Gurita –julukan Courtois– lebih banyak (21) ketimbang Schmeichel (17).
”Kasper (Schmeichel) sudah pasti akan bekerja keras (melawan Belgia) seperti dua pertemuan kami melawan mereka tahun lalu,” ucap pelatih Denmark Kasper Hjulmand seperti dilansir talkSPORT. ”Jika bukan dia, kami mungkin kebobolan lebih banyak saat itu,” imbuh pelatih yang baru menangani Danish Dynamite per 1 Juli tahun lalu tersebut.
Tantangan Schmeichel bertambah karena gelandang Belgia Youri Tielemans mengklaim tahu kelemahan kiper 34 tahun dengan 66 caps tersebut. Tielemans adalah rekan seklub Schmeichel di The Foxes, julukan Leicester City.
”Aku turut merasakan kesedihannya (Schmeichel karena insiden Eriksen, Red) dan ingin menghiburnya. Sayangnya, pertandingan kami sudah di depan mata,” tutur Tielemans yang mencetak gol penentu kemenangan The Foxes ke gawang Chelsea dalam final Piala FA musim lalu kepada Leicester Mercury. (jpc/pur)
PERKIRAAN PEMAIN
Denmark (4-3-3): 1-Schmeichel (g); 18-Wass, 4-Kjaer (c), 6-Christensen, 5-Maehle; 8-Delaney, 23-Hojbjerg, 24-Mathias Jensen; 20-Poulsen, 12-Dolberg, 9-Braithwaite
Pelatih: Kasper Hjulmand
Belgia (3-4-3): 1-Courtois (g); 2-Alderweireld (c), 4-Boyata, 3-Vermaelen; 15-Meunier, 8-Tielemans, 19-Dendoncker, 16-Thorgan Hazard; 14-Mertens, 9-Lukaku, 11-Carrasco
Pelatih: Roberto Martinez
Wasit: Bjorn Kuipers (Belanda)
Stadion: Parken, Kopenhagen