HARIANHALMAHERA.COM–’SAYA ingin meraih sesuatu yang lebih besar di sini.’’ Pernyataan Harry Maguire setelah meninggalkan Leicester City dan bergabung dengan Manchester United dua bulan lalu (6/8) menjadi olok-olok. Bagaimana tidak. Melihat Leicester dan United saat ini di klasemen sementara Premier League, skenario Maguire tidak terlihat.
Ketika United terlempar dari sepuluh besar, The Foxes menembus empat besar. Bahkan, skuad Brendan Rodgers nyaris menodai laju Liverpool sebelum kalah 1-2 karena gol penalti pada injury time akhir pekan lalu (5/10).
Pertahanan Leicester yang menyandingkan Jonny Evans dengan Caglar Soyuncu juga lebih
baik dengan kebobolan 7 gol. Satu gol lebih sedikit daripada benteng United yang
mengandalkan Maguire dan Victor Lindelof.
Sebagai perbandingan, Evans-Soyuncu memiliki banderol hanya GBP 22,5 juta (Rp 392,7
miliar), sedangkan harga kombinasi Maguire sebagai bek termahal dunia dan Lindelof
mencapai GBP 115 juta atau lebih dari Rp 2 triliun!
’’Sangat jelas performa Harry Maguire (bersama United) sejauh ini belum sebanding dengan banderolnya,’’ tulis Leicester Mercury.
Yang ironis adalah ketika Maguire menyebut hasil seri 0-0 di kandang AZ Alkmaar dalam Liga Europa pekan lalu (4/10) sebagai hasil bagus. ’’Jika begitu, kamu akan sering bermain di sini,’’cuit akun resmi Liga Europa.
Maguire tidak sendirian merasakan mantan klub kini lebih berprestasi. Dua rekrutan baru United lainnya, Aaron Wan-Bissaka dan Daniel James, juga senada. Crystal Palace, klub London yang merelakan Wan-Bissaka pergi seharga GBP 50 juta (Rp 870,39 miliar), kini menapak posisi keenam.
Klub mantan James, Swansea City, memang benar berkiprah di kompetisi satu level di bawah Premier League alias Championship. Tapi, kalau dilihat dalam perspektif peringkat, The Swans lebih baik delapan setrip daripada peringkat United saat ini. (jpc/pur)