Tiga dari lima pelatih timnas yang telah memastikan lolos ke putaran final Euro 2020 memiliki cerita sama. Yakni, menjalani debut di ajang sepak bola terbesar Eropa itu, tetapi punya pengalaman sebagai pemain.
==
HARIANHALMAHERA.COM–OKTOBER Andriy Shevchenko di NSC Olimpiyskiy, Kiev, tidak lagi kelabu. Tidak seperti dua tahun lalu. Tepatnya pada 10 Oktober 2017. Saat itu Sheva –sapaan Shevchenko– harus
menunda debut sebagai pelatih Ukraina di turnamen mayor dengan menyesakkan. Mimpi ke Piala Dunia 2018 dipatahkan Kroasia.
Momen itu nyaris menyudahi karir Sheva bersama Si Biru Kuning –julukan Ukraina– di tahun pertamanya. Ya, top scorer sepanjang masa Ukraina tersebut didesak supaya meninggalkan jabatannya. ”Ukraina bukan untukmu,” tulis surat kabar lokal Kiev Kyiv Post dalam salah satu
artikelnya kala itu.
Tapi, dengan dukungan Federasi Sepak Bola Ukraina (UAF), Sheva tetap tegar dan konfiden melanjutkan tugas di timnas. ”Kalian (fans Ukraina) akan membeli tiket menonton Euro 2020.’’ Begitu janji yang diucapkan pria 43 tahun tersebut dua tahun lalu.
”Kini, aku sudah memenuhi janjiku,” kata mantan striker Dynamo Kyiv, AC Milan, dan Chelsea itu pasca menekuk juara bertahan Euro, Portugal, dengan skor 2-1 di NSC Olimpiyskiy kemarin (15/10). Gol ke-700 sepanjang karir Cristiano Ronaldo lewat penalti pada menit ke-72 tak
sanggup menghentikan langkah Andriy Pyatov dkk seiring gol-gol Roman Yaremchuk (6’) dan Andriy Yarmolenko (27’).
Dengan 19 poin dari 7 laga, Ukraina sudah tidak mungkin terkejar oleh peringkat ketiga Serbia (10 poin, 6 laga). Sementara itu, Portugal menempati urutan kedua dengan 11 poin dari 6 laga.
Dua tim finis teratas berhak lolos ke putaran final Euro 2020. Ukraina menjadi tim kelima yang lolos setelah Belgia, Italia, Rusia, dan Polandia.
Capaian kemarin pun menorehkan histori personal bagi Sheva. Dia bisa merasakan atmosfer Euro baik sebagai pemain maupun pelatih Si Biru Kuning. Sebagai pemain, dia menjalaninya
pada edisi 2012 ketika Ukraina menjadi tuan rumah bersama Polandia. Sheva menjadi pelatih-pemain ketiga yang melakukannya di Euro 2020 setelah Roberto Mancini (Italia) dan Stanislav Cherchesov (Rusia). Bedanya, Mancini dan Cherchesov lebih tua. Sebagai pemain, Mancini
membela Gli Azzurri pada edisi 1988, sedangkan Cherchesov adalah alumnus Euro 1996.
”Pelajaran dua tahun lalu aku pegang, aku evaluasi, dan aku kini melihat singa sejati di lapangan,” ucap Sheva tentang kunci sukses lolos ke Euro 2020. Singa sejati yang dimaksud tak lain adalah anak asuhnya. Dari 23 pemain dalam skuad pilihan Sheva saat ini, lebih dari separo (13 pemain) merupakan bagian dari skuad yang gagal dua tahun lalu. Termasuk Yarmolenko.
”Aku tak bisa menahan air mataku saat memeluk badannya (Sheva) ketika mengingat kegagalan dulu,’’ ucap Yarmolenko, winger yang bermain untuk West Ham tersebut, di laman resmi UEFA.
Pyatov pun mengakui bahwa Shevalah kunci sesungguhnya kelolosan Ukraina. Khususnya sikap di ruang ganti. ”Motivasinya, itu yang terus memacu kami,” ucap kiper yang tercatat sebagai pemain aktif dengan jumlah caps terbanyak di Ukraina (91) tersebut. (jpc/pur)