OpiniZona Kampus

Sama-Sama Makanan Khas Minang Tapi Ada yang Membedakannya

×

Sama-Sama Makanan Khas Minang Tapi Ada yang Membedakannya

Sebarkan artikel ini
Fadhila Salsabila

Oleh: Fadhila Salsabila

(Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

Berbicara tentang kuliner, ada salah satu kuliner khas Indonesia yang sangat terkenal dan di sukai banyak orang yaitu kuliner Minang. Kuliner ini berasal dari sumatera barat khususnya dari daerah Minangkabau yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempah dan bahan-bahan alaminya. Kuliner Minang terkenal dengan cita rasa yang kaya dan kuat, yang berasal dari penggunaan beragam rempah-rempah dan bahan-bahan alami yang berkualitas selain itu cara memasak yang khas juga menjadi faktor penting yang membuat kuliner Minang terkenal.

Contohnya saja hidangan seperti Rendang dan Gulai Ayam dimasak dalam waktu yang lama dengan menggunakan api kecil sehingga bumbu-bumbu dan rempah-rempah meresap ke dalam daging dan menghasilkan cita rasa yang kaya dan lezat. Serta cara penyajian masakan minang juga unik, biasanya hidangan kuliner Minang disajikan dalam daun pisang atau piring yang terbuat dari bambu yang disebut dengan pincuk. Cara penyajian yang unik ini menambah nilai seni dan keindahan dalam hidangan kuliner Minang. Kemudian juga kuliner minang sangat terkenal karena masyarakat Minangkabau menyajikan makanan dalam porsi yang besar dan menyuguhkannya dengan ramah tamah. Hal ini mencerminkan nilai kebersamaan dan keramahan yang tinggi dalam budaya Minangkabau.

Terkenalnya kuliner Minang ke berbagai daerah, ada dua makanan khas Minang yang sering dianggap sebagai saudara kembar karena memiliki kesamaan tetapi juga memiliki perbedaan yang membuat keduanya unik dan berbeda. Dua makanan khas Minang itu adalah nasi Padang dan nasi Kapau.

Menurut survei dan wawancara yang dilakukan oleh BBC News Indonesia, nasi Padang adalah sebutan bagi makanan khas Minangkabau yang biasanya dijual ditempat makan khusus yang dikenal dengan nama rumah makan Padang. Dulu, rumah makan yang menjual masakan Minangkabau biasa disebut dengan “lapau nasi”, “kedai nasi”, “los lambuang”, atau “karan”. Namun pada akhir tahun 60-an, setelah pemberontakan PRRI atau Permesta banyak orang Minangkabau (di perantauan) mengganti identitas mereka karena mendapatkan perlakuan keras dan cenderung menindas dari pemerintah pusat. Salah satu caranya ialah mengganti nama etnik Minangkabau menjadi padang.

Sejarawan Minangkabau Gusti Asnan mengatakan persebaran rumah makan Padang terjadi secara masif pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an. Hal ini berkaitan dengan eksodus masyarakat Minangkabau setelah peristiwa PRRI. Waktu itu, hampir semua laki-laki minang pandai memasak. Jadi usaha yang paling gampang pada masa itu membuat rumah makan. Itulah kenapa rumah makan padang ada dimana-mana baik di daerah Indonesia sendiri maupun luar negeri.

Fadly Rahman, sejarawan kuliner dan penulis buku Rijstaffel, mengatakan elemen nasi sebagai makanan pokok dan lauk-pauk yang kaya rempah-rempah membuat Nasi Padang digemari masyarakat Indonesia. Hal ini juga ditunjang oleh keberadaan rumah makan Padang yang jamak ditemukan di mana-mana, membuat Nasi Padang menjadi “makanan kolektif” masyarakat Indonesia.

Kemudian tidak hanya nasi Padang yang terkenal ada pula makanan khas Minang yang hampir sama dengan nasi Padang yaitu nasi Kapau, yang tidak hanya popular di daerah asalnya Sumatera Barat, tapi juga di daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Walaupun keberadaannya tidak sepopuler nasi Padang. Nasi Kapau adalah nasi yang disajikan dengan berbagai lauk pauk, jadi bisa dibilang nasi Kapau adalah nasi ramasnya Sumatera Barat.

Nasi kapau sendiri sebenarnya berasal dari sebuah desa yang ada di Sumatera Barat, yaitu nagari Kapau atau desa Kapau yang terletak di kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sajian kuliner khas desa Kapau yang terdiri dari nasi dan lauk pauk ini  dapat ditemukan di rumah makan pinggir jalan di desa Kapau. Karena mudah ditemukan, maka masyarakat setempat maupun orang yang datang kesana menyebut kuliner nasi yang disjikan dengan lauk pauk khas desa Kapau dengan sebutan nasi Kapau. Sejarawan meyakini bahwa nasi Kapau sudah ada sejak abad ke-19.

Fakta unik terciptanya nasi Kapau karena dulu para pria dari desa Kapau banyak yang pergi merantau. Masyarakat minang terkenal dengan filosofi merantaunya. Kebiasaan merantau orang minang ini dimulai pada saat penjajahan Belanda. Pada masa itu pemerintahan Belanda ingin mendeportasi para pria kampung kapau untuk meredam pemberontakan. Ketika para pria meninggalkan desa Kapau, hanya wanita dan anak-anaklah yang tersisa. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka para perempuan desa Kapau berjualan nasi dengan aneka lauk pauknya. Dan dari sinilah nasi Kapau mulai tercipta.

Adapun yang membedakan nasi Padang dan nasi Kapau diantaranya:

  1. Asal usul daerah dan penjualnya

Nasi Padang tidak hanya berasal dari daerah Padang yang dibuat dan dijual oleh orang minang di daerah Padang saja tetapi juga dibuat dan dijual oleh orang dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Sedangkan, nasi kapau asalnya dari sebuah nagari atau desa di Tilatang Kamang, kabupaten Agam, Sumatera Barat yang dijual dan dibuat oleh orang asli  daerah Kapau tersebut.

  1. Jenis menu

Meski menunya terlihat hampir sama antara nasi Padang dan nasi Kapau tetap ada perbedaan. Perbedaanya terdapat pada menu nasi Kapau yang tidak ada pada menu nasi padang yaitu menu tambunsu, yakni usus sapi berisi telur ayam dan tahu serta juga tunjang.

  1. Tata letak makanan

Biasanya di rumah makan padang tata letak makanannya ditata diatas piring atau mangkuk dan diletakkan di dalam etalase. Sedangkan di rumah makan nasi Kapau, semua menu diletakkan diatas meja besar secara bertingkat seperti tangga dan posisisnya lebih rendah dari penjualnya. sehingga pembeli bisa langsung memilih lauk apa yang dikehendaki.

Selain itu, ciri khas rumah makan ini adalah sendok gulai dari tempurung kelapa yang berukuran panjang. Fungsinya untuk menjangkau panci gulai yang berjauhan dengan si penjual.

  1. Cara pembeli memesan

Di restoran Padang, pelanggan memiliki dua pilihan memesan. Pertama, konsep pesan, dimana pelanggan tiba dan langsung memilih lauk yang telah di pajang di etalase. Pelayan kemudian menatanya dalam piring dan mengantarkannya ke meja pilihan  pelanggan. Kedua, dengan konsep hiding. Begitu tiba pelanggan langsung duduk di kursi, kemudian pelayan membawa semua nasi serta lauk pauknya ke meja untuk dipilih nantinya oleh pembeli.

Sedangkan di restoran yang menyajikan nasi Kapau pelanggan memilih menu yang terdiri dari lauk pauk di meja besar yang berada dibagian depan rumah makan. Biasanya lauk yang dipilih lebih dari dua macam. Setelah memilih, pelayan akan mengantarkannya ke meja. Itulah beberapa perbedaan nasi Padang dan nasi Kapau.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *