HARIANHALMAHERA.COM–Pernyataan Wali Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Ali Ibrahim yang menyalahkan para penjuang pemekaran provinsi karena lebih memperjuangkan otonomi khusus (otsus) Malut kerimbang mendorong pemerkaran Sofifi menjadi Kota, menuai kritikan dari Himpunan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara (HIPMMU) Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Ketua Umum HIPMMU Bandung, Afrizal Minangkabau menegaskan, seharusnya Pemkot Tikep tidak perlu saling menyalahkan melainkan harus berjuang memekarkan Sofifi sebagaimana yang yang dijanjikan sewaktu kampanye Pilkwako Tikep 2025 lalu.
“Justru, (Aman, red), sudah lupa akan janjinya di tahun2015 silam, yang siap berjuang untuk pemekaran DOB Sofifi, jikalau bapak walikota serius dalam mengurusi Sofifi maka jangan saling menyalahakan dan fokus pada janji bapak 4 tahun silam untuk membangun Sofifi,” ucapnya, Rabu (16/10).
Dikatakan, Sofifi sebagai ibu kota provinsi Malut adalah amanat dari undang-undang no 46
Tahun 1999 tentang pembentukan provinsi Maluku utara. Tapi, Sofifi sebagai ibu kota dan
jantung provinsi masih berstatus kelurahan hingga saat ini.
Karena itu, lanjut dia, sebagai buah dari perjuangan para pejuang pemekaran provinsi, sebagai apresasi atas perjuangan sudah saatnya Pemprov dan Pemkot Tikep serius dalam mengurusi Sofifi. “Jangan jadikan Sofifi sebagai alat kepentingan, serta janji manis saat kampanye merebut kekuasaan. Karena itu percepatan, pembangunan dan Pemekaran DOB Sofifi adalah suatu keharusan sebagai sentral pereknomian masyarakat, ” tandas dia. (tr3/pur)