HARIANHALMAHERA.COM– Meski pembangunan kota baru Sofifi sudah mulai action tahun depan, namun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut sendiri belum bisa mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk penyedian lahan pembangunan di setiap Batas Wilayah Kota (BWK).
Hal ini lantaran lahan BWK yang dibutuhkan belum disiapkan. Kepala Bappeda Malut
Syamsudin Banyo mengatakan fokus Pemprov saat ini menyediakan lahan, jika lahan sudah tersedia baru bisa bicarakan anggaran berapa yang dibutuhkan dalam setiap pembangunan BWK.
“Jadi saat ini kita belum bicara anggaran untuk desa atau kelurahan penunjang, dalam sebuah kota Sofifi 2020. Program ini bisa berjalan jika lahannya sudah tersedia,” katanya usai rapat pembahasan RPJMD, Minggu (16/6).
Ia menjelaskan, master plan kota baru Sofifi 2015-2045 telah masuk perencanaan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dimana dalam perencanaanya, Sofifi
terbagi menjadi 4 BWK sesuai struktur ruang meliputi BWK 1 Desa Kayasa, Gosale, kelurahan Guraping menjadi kawasan pemerintahan dan konservasi, disusul BWK 2 teridir desa Galala, kelurahan Sofifi, Balbar, Bukit Durian menjadi kawasan pemerintahan, sosial, transportasi, permukiman, dan BWK 3 meliputi desa Akekolano, Oba, Ampera menjadi kawasan perdagangan, perindustrian.
Sementara BWK 4 desa Kusu, Somahode dan Gorajou merupakan kawasan industri,
perdagangan, dan pergudngan. “Selain itu ada juga BWK penunjang meliputi desa Toniku
sampai Dodinga merupakan kawasan permukiman, perumahan dan pendidikan,” ucapnya. (tr3)