HARIANHALMAHERA.COM – Persaingan sengit dalam Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Sulawesi Tenggara, berakhir dengan kemenangan Zulkifli Hasan. Politikus yang biasa disapa Zulhas itu kembali terpilih sebagai ketua umum untuk periode 2020–2025. Dalam voting kemarin (11/2), wakil ketua MPR tersebut mengalahkan rival terberatnya, Mulfachri Harahap, dengan suara yang cukup telak.
Zulhas meraih dukungan 331 suara, sedangkan Mulfachri 225 suara. Di bawah dua orang itu ada Dradjad Wibowo yang hanya mendapatkan 6 suara. Satu kandidat lain Asman Abnur memutuskan mengundurkan diri sesaat sebelum pemilihan dimulai pukul 16.20 Wita.
Zulkifli Hasan menyatakan, kemenangan dirinya adalah kemenangan seluruh kader PAN. Khususnya pengurus DPW dan DPD se-Indonesia. Dia berharap tidak ada lagi aroma persaingan yang mengarah ke kubu-kubuan di internal partai. ”Momen hari ini adalah awal dari perjuangan kita. Saat ini tidak ada lagi kubukubuan. Semua harus bersatu lagi,” kata Zulhas dalam pidato kemenangannya kemarin sebagaimana yang dilansir Jawa Pos.
Ketua MPR 2014–2019 itu lantas memuji Mulfachri Harahap sebagai sosok yang baik hati. ”Mulfachri Harahap yang saya kenal memang hatinya keras. Tetapi sesungguhnya adalah pribadi yang baik,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta kongres.
Proses pemilihan ketua umum PAN memang berlangsung cukup ketat. Pada awal-awal penghitungan, Mulfachri memimpin perolehan suara. Namun, saat mencapai suara ke-50, Zulhas balik memimpin perolehan suara. Hingga hitungan terakhir, suara Zulhas tak terkejar lagi. Sorak-sorai para pendukung pun membahana di ruang kongres. Sadar perolehan suaranya sulit mengejar, Mulfachri langsung mendekati kursi Zulkifli. Keduanya berangkulan. Setelah itu wakil ketua Komisi III DPR tersebut meninggalkan Phinisi Ballroom Hotel Claro, tempat berlangsungnya kongres.
Sementara itu, kericuhan demi kericuhan mewarnai jalannya Kongres V PAN. Eskalasi ketegangan meningkat dengan terjadinya bentrokan antar pendukung di arena kongres. Mereka yang bersitegang adalah pendukung Zulhas dan Mulfachri. Aroma ketegangan mulai terasa saat para peserta kongres memasuki ballroom hotel.
Kericuhan pertama terjadi pukul 13.00 Wita. Saat itu Steering Committee (SC) Kongres V PAN membacakan tata tertib (tatib) kongres. Namun, beberapa pendukung Mulfachri melayangkan aksi protes terkait masuknya sejumlah pemilik suara yang dinilai tidak sah. Sebab, sebagian ketua DPD di wilayah Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara berstatus pelaksana tugas (Plt). Bukan ketua definitif. Mereka dianggap tidak sah sebagai pemilik suara.
Protes yang masif membuat panitia kongres tidak bisa mengendalikan situasi. Suasana makin panas. Awalnya para pendukung caketum saling melempar botol air mineral. Lama-kelamaan berubah menjadi aksi saling lempar kursi. Khawatir menjadi sasaran amuk, para perempuan peserta kongres berhamburan keluar ruangan.
Melihat kekacauan tersebut, Zulhas berupaya mengambil alih kendali. Dia berusaha menenangkan suasana. ”Berhenti saling lempar. Zulhas di sini,” teriak Zulkifli Hasan. Namun, imbauan Zulhas tak digubris massa. Aksi saling lempar kursi terus terjadi. Kerusuhan di dalam ruang kongres bisa dikendalikan setelah kepolisian datang melerai. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyam turun langsung memimpin pengamanan di dalam ruang sidang.
Bentrokan kedua terjadi pukul 14.00 Wita. Saat itu sedang berlangsung jam istirahat. Namun, pendukung Zulhas tetap bertahan di dalam ruangan. Mereka makan dan salat di dalam ruang kongres. Sedangkan pendukung Mulfachri berada di luar ruangan.
Nah, saat jam istirahat itulah, kerusuhan yang lebih brutal kembali pecah. Segerombolan orang tanpa atribut merangsek masuk ke ruang kongres. Mereka langsung mengamuk di dalam ruangan. Deretan kursi dilempar secara membabi buta. Bahkan, ada yang sampai baku hantam. ”Tinggalkan ruangan ini. Tinggalkan ruangan ini,” teriak massa tersebut. (jpc/pur)