HARIANHALMAHERA.COM–Penyaluran bantuan berupa 600 paket sembilan bahan pokok (sembako) oleh Badan Amil dan Zakat nasional (Baznas) Kota Ternate kepada warga enam kelurahan di Ternate melalui Masjud Hubuddin, kelurahan Kalumat menuai kecurigaan bagi Panwas Ternate Selatan
Karenanya, bantuan paket sembako kepada warga enam kelurahan masing-masing Kalumata, Ngade, Fitu, Gambesi, Sasa, dan Jambula itu pun ditelusuri oleh Panwaslu Ternate Selatan.
Ketua Panwaslu Ternate Selatan, Iskar Hukum mengaku, sesuai laporan yang diterima, penyaluran ratusan paket sembako itu dilakukan pada Senin (1/12) malam sekitar pukul 23.54.
Dia mengaku, penyaluran sembako ini patut ditelurusi karena sudah mengarah pada praktik money politics. Mengingat pendistrubusiannya dilakukan pada tengah malam. Apalagi, pada saat bantuan tersebut tiba di Masjid, sempat terjadi adu mulut antara pengurus Baznas dengan warga setempat.
Diungkapkan, 600 paket sembako itu diantar menggunakan mobil pikap bernomor polisi (nopol) DG 8386 K dengan sopir atas nama Umar. “Setelah kita dapat informasi, PPL kita sudah stay di lapangan, kemudian saya koordinasi dengan Kapolsek agar memback-up, dalam prosesnya kami berhasil menanyakan kepada Umar, sopir mobil pick up. Menurut informasi dari Sopir, 600 paket sembako itu diambil dari salah satu rumah warga di Kelurahan Santiong, katanya dari Baznas Kota ,” ucapnya.
Umar beralasan 600 paket sembako itu sedianya akan diantar bada Magrib, namun karena hujan sehingga baru bisa diantar tengah malam. “Jadi menurut sopir, mereka mau antar paket waktu maghrib, cuman karena hujan jadi mereka tunggu sampai hujan redah, sehingga mereka antar tengah malam,” kata Iskar.
Meski begitu, Panwas tetap akan mendalami temuan tersebut. ”Kita akan pantau terus, sebab sudah ada indikasi yang mengarah kepada money politik dan kita masih mengumpulkan bukti-bukti dan sampai terbukti kita akan tindaklanjuti,” ucapnya. (lfa/pur)
