HARIANHALMAHERA.COM – Penutupan sebagian transportasi laut oleh Pemkot Tidore Kepulauan (Tikep) selama 14 hari, mulai menicu gejolak. Pagi tadi, puluhan motoris speedboat dan kapal kayu di pelabuhan Rum menggelar aksi di pelabuhan penyebrangan rum pagi tadi (18/5).
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes sikap PT ASDP dan yang membolehkan mengangkut penumpang dan kendaraan baik roda empat dan roda dua milik pribadi serta para PNS, TNI-Polri dan Pegawai BUMN.
Padahal, dalam edaran wali kota Tikep, ditegaskan bahwa kapal Feri hanya diperbolehkan mengangkut kendaraan yang memuat logistik. Tak pelak, para penumpang yang hendak dan kendaraan pribadi yang hendak naik ke kapal pun dihadang.
Barman, salah satu motoris menegaskan, selama pelabuhan ditutup selama 14 hari, mestinya tidak ada aktivitas pengangkutan penumpang dari Tidore ke Ternate maupun sebaliknya.
“Coba baca maklumat Kapolri, orang yang mudik itu boleh saja dalam keadaan sehat, tapi saat ia mudik, itu banyak benda yang akan ia sentuh, apabila benda itu terdapt virus, lalu ia pegang benda itu, apakah kita tidak tertular? Pasti tertular,” ucap Barman kepada media ini.
Hal senada juga disampaikan para motoris longboat lainya. Menurut mereka, saat ini ada tenaga buruh pelabuhan yang dikarantina karena membantu mengangkat pasien yang mengidap Covid-19.
“Sekarang saya tanya. Apa tujuan Lockdown dan Locksteril ? semua sama. Tujuanya untuk memutus mata rantai virus. Kalau ada penumpang yang bolak-balik Tidore seperti itu, apakah itu memutus mata rantai ? Tidak, ini justru memperpanjang mata rantai virus,” kesal Kiyau Miraj.
Mereka juga juga meragukan penumpang yang membawa surat keterangan sehat sebagai salah syarat untuk menyeberang. “Bapak ibu punya surat itu siapa yang teken (tanda tangan)? Jangan kasi alasan sembarang,” teriak motoris lainya.
Sebagai daerah yang penduduknya sudah ada yang terjangkit Covid-19. Para motoris meminta agar sementara waktu aktivitas kapal fery yang melayani rute Tidore-Ternate dihentikan untuk sementara waktu.
Walau aksi itu diamankan aparat gabungan TNI dan Polri, namun mereka tetap bersikeras menolak penumpang PNS dan pegawai BUMN lainya untuk naik ke kapal. Sehingga kapal Feri yang bertolak ke Ternate pun akhirnya hanya mengakut kendaraan roda 4 yang membawa logistik.(lfa/pur)