HARIANHALMAHERA.COM— Mengenakan kaos lengan panjang pink dipadu celana jeans biru. Putri (bukan nama sebenarnya, red) terus menitikkan air mata.
Siswi kelas XI di sebuah SMA Negeri di Ternate itu, tak henti-hentinya menangis saat ditemui Kapolsek Ternate Utara, Iptu Ambo Wellang di rumahnya di Kelurahan Dufa-Dufa, Ternate Utara, Rabu (13/3).
Wajahanya pun terlihat menyimpan trauma. Air mata yang jatuh, sesekali diseka dengan jilbab putih yang dipakai.
Remaja 16 tahun yang didampingi sang nenek mengisahkan perbuatan bejat sang ayah kandung, SU alias Yanto kepadanya selama kurang lebih tiga tahun.
Dihadapan Kapolsek, Putri mengaku mulai direnggut kesuciannya oleh sang ayah sejak masih kelas VIII SMP. Tindakan bejat itu terus dilakukan pria 36 tahun hingga korban duduk di bangku kelas XI SMA.
Malangnya lagi, akibat tindakan bejat sang ayah, Putri kini harus berhenti sekolah lantaran berbadan dua. Dia mengandung janin sang ayah yang kini telah memasuki usia lima bulan.
Menurut Kapolsek, kasus asusila ini awalnya terungkap saat sang Nenek merasa curiga dengan bentuk fisik cucu perempuannya itu. Kecurigaan sang nenek terjawab setelah dia memaksa Putri menceritakan kejadian yang sebenaranya.
“Dan korban pun akhirnya terbuka kepada Neneknya. Dia mengaku sudah hamil 5 bulan,” ucap Kapolsek.
Lantaran mengaku tak punca pacar, sang nenek pun kembali meminta untuk memberitahukan siapa pria pemilik janin yang dikandungnya itu. Dengan penuh rasa takut, Putri pun menyebut nama ayah kandungnya sendiri.
“Saya sudah hamil 5 bulan, tapi saya tidak ada pacar. Yang hamili saya itu Papa. Karena papa yang setiap hari bikin,” terang Kapolsek mengutip keterangan nenek korban.
Putri pun lantas menceritrakan sejaka kapan dia mulai dinodai sang ayah, termasuk tempat dimana aksi bejat itu dilakukan. Saking seringnya dijadikan budak nafsu sang ayah, Putri pun sudah tidak ingat lagi berapa kali dia digagahi.
Yang pasti seingat dia, aksi bejat pria yang setiap harinya bekerja sebagai petugas kebersihan itu, dilakukan sejak korban duduk di bangku kelas VIII hingga kelas XI SMA.
Setiap pulang sekolah, korban selalu dibawa ke tempat kerja sang ayah, yakni di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Kelurahan Takome. Di situlah dia dipaksa melayani nafsu bejat orangtuanya. “Mulai di dalam mobil sampah dan di tempat lainnya,” ucapnya.
Bukan hanya menjadi budak nafsu, Putri juga kerap mendapat tindak pidana kekerasan dari sang ayah jika kedapatan keluar rumah bersama orang lain.
“Korban sering dipukul pakai sekop atau penggali,” beber Kapolres.
Mendengar penuturan itu, pihak keluarga korban langsung mencari dan memukul Yanto hingga babak belur. Dan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
Beruntung, Yanto dengan cepat diamankan polisi dari amukan warga sekampung. Pelaku langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diberikan perawatan.
Warga sendiri kemarin tampak murka dengan perbuatan pelaku.
“Pelaku sudah diamankan di Lingkungan Ake Sako Kelurahan Dufa-Dufa Kecamatan Ternate Utara,” terang Kapolsek.(eva/pur)